Hardiknas di Maybrat

Upacara Hardiknas di Maybrat, Pj Bupati Bernhard E Rondonuwu Kenakan Pakaian Adat Kebesaran

Penjabat Bupati Maybrat Bernhard E Rondonuwu, Selasa (2/5/2023), mengenakan pakaian adat kebesaran suku pedalaman di wilayah Kepala Burung ini.

Penulis: Misael Membilong | Editor: Milna Sari
ISTIMEWA
Pj Bupati Maybrat Bernhard E Rondonuwu. 

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Ada yang beda di momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2023 di Maybrat, Papua Barat Daya.

Penjabat Bupati Maybrat Bernhard E Rondonuwu, Selasa (2/5/2023), mengenakan pakaian adat kebesaran suku pedalaman di wilayah Kepala Burung ini.

Pakaian adat itu pun jadi display picture di akun sosial media sang bupati.

Maybrat satu dari kabuputen/kota berjarak 180 km sebelah timur Kota Sorong.

Baca juga: Lenggak-lenggok 50 Anak TK di Hardiknas Bikin Pj Wali Kota Sorong Gemas

Bernhard mengenakan pakaian adat itu saat menjadi inspektur upacara.

Inilah kali pertama, direktur Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat Kemendagri RI ini menjadi inspektur upacara di Kumurkek, ibu kota Maybrat.

Bernhard mulai menjabat bupati di pedalaman Papua Barat Daya ini, Agustus 2022.

Pakaian adat yang dipakai Bernhard itu didominasi warna merah.

Bajunya, kain tenun merah suku besar di Sorong.

Kemeja merah menyala itu dipadu kain sarung yang merahnya senada.

Di lehernya tergantung kalung warna kuning.

Di kalung tergantung dua aksesoris bulatan.

Warnanya putih, seukuran alas cangkir kopi.

Baca juga: 30 Tahun Jadi Guru, Dorkas Maniburi Minta Pemerintah Perhatikan Nasib Guru

Di dadanya, menyilang untaian manik-manik tiga warna.

Warna merah, putih, dan merah darah-nya serasi dengan kain sarung dan kemejanya.

Seragam adat Pak Bupati terlihat lebih berwibawa dengan mahkota burung Cenderawasih.

Mahkota tersebut terdiri dari susunan kerang-kerang kecil berwarna putih.

Baca juga: Peringatan Hardiknas, Yan Piet Moso Ajak Guru Kabupaten Sorong Bergerak Semarakkan Ini

Susunannya rapi dengan kombinasi warna merah dan cokelat.

Di atas susunan kerang putih terpasang seekor burung Cenderawasih.

Burung khas Tanah Papua itu sudah diformalin dan dikeringkan.

Warna bulunya kuning, putih dan cokelat muda.

Baca juga: Arti Kata Semboyan Hardiknas: Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani

Ini warna khas satwa terbang berjuluk burung surga itu.

Wibawa Pak Bupati kian tampak dengan menggenggam busur dan anak panah.

Busurnya warna coklat keperakan. 

Tiga anak panah itu terbuat dari batang tebu hutan. 

Sepintas mirip batang rotan sebesar jari tengah.

Ujung anak panah itu terlihat seperti tempaan besi. 

Warnanya hitam dengan motif gerigi.

Di mata suku Maybrat dan Papua kebanyakan, panah dan busur adalah simbol pencari nafkah dan perlindungan diri.

Banyak orang luar mengasosiasikannya dengan alat perang. 

Pakaian adat Maybrat ini sebagai simbol penghormatan pria kelahiran Sulawesi Utara ini kepada adat istiadat wilayah tugasnya.

Baca juga: KPU Raja Ampat Buka Pendaftaran Bakal Caleg, Syarat Ini yang Harus Disiapkan

Di Papua, kain tenun suku Maybrat termasuk busana khas masyarakat adat Sorong Raya.

Dalam catatan Tribun, di tahun 2023 ini, Pj Bupati Maybrat adalah satu-satunya kepala daerah yang dalam peringatan Hardiknas mengenakan pakaian adat daerah setempat saat memimpin upacara. 

Kepedulian pemerintah daerah ke adat setempat sudah ditunjukkan sejak awal masa jabatannya.

Bulan September 2020 lalu, Bupati Maybrat Drs Bernard Sagrim MM, bersama Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB) ikut meresmikan peresmian dan pengesahan 9 Nama sub suku Maybrat wilayah Adat Doberay Provinsi Papua.

Sembilan Nama sub suku di Maybrat diantaranya, Ayamaru, Aitinyo, Aifat, Mare, Maysomara, Sawiat, Wayer, Fhaursa, dan Weta Ngin Brat (WNB).

Baca juga: Lenggak-lenggok 50 Anak TK di Hardiknas Bikin Pj Wali Kota Sorong Gemas

Hadir dalam kesempatan itu, ketua DPRD Kabupaten Maybrat bersama anggota, Ketua Klasis Ayamaru Pdt Bastian Bleskadit, S.Th, anggota DPRD Provinsi Papua Barat dari Fraksi Otsus Agustinus Kambuaya, SE, Kepala Distrik Ayamaru Jaya Maikel Sosolssa., Anggota MRPB Papua Barat Dominggus Monsafe, dan anggota MRPB Agnes Isir, S.Sos, M.Si.

Di Wikipedia, disebut Suku Maybrat adalah kelompok etnis dari Papua Barat Daya,. Suku ini umumnya mendiami Kabupaten Maybrat dan Sorong Selatan.

Sub suku-suku ini terbagi menjadi beberapa :
Ra ro Maru (orang Maru) adalah sub-suku di sekitar Danau Ayamaru, Ra ro Mare (orang Mare) sub-suku di bukit-bukit di sebelah danau Ayamaru.

Ra ro Karon (orang Karon) adalah sub-suku di distri Sausapor, Tambruw.

Ra ro Aifat/Brat (orang Aifat) adalah sub-suku di sebelah timur kecamatan Aifat.

Ra ro Aitinyo (orang Aitinyo) sub-suku di distrik Aitinyo.

Maybrat terdiri dari 11 distrik.

Pada 16 Januari 2009, disahkanlah UU RI Tahun 2009 Nomor 13 tentang Pembentukan Kabupaten Maybrat sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Sorong.

Distrik Aifat, Distrik Aifat Utara, Distrik Aifat Timur, Distrik Aifat Selatan, Distrik Aitinyo Barat, Distrik Aitinyo, Distrik Aitinyo Utara, Distrik Ayamaru, Distrik Ayamaru Utara, Distrik Ayamaru Timur dan Distrik Mare.
(tribunsorong.com/misael membilong)

Sumber: TribunSorong
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved