Pembukaan Temu Raya Majelis Jemaat Klasis GKI Aitinyo, Majelis Harus Setia Melayani dalam GKI

Tujuannya menyosialisasikan aturan gereja dan meningkatkan kesatuan serta kesetian melayani dalam GKI.

|
Penulis: Desianus Watho | Editor: Milna Sari
TRIBUNSORONG.COM/DESIANUS WATHO
Temu Raya Majelis Jemaat Klasis GKI Aitinyo, Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya digelar di Jemaat Imanuel Jidmauw, Rabu (10/5/2023). 

TRIBUNSORONG.COM, KUMURKEK - Temu Raya Majelis Jemaat Klasis GKI Aitinyo Kabupaten Maybrat Papua Barat Daya berlangsung di Jemaat Imanuel Jidmauw , Rabu (10/5/2023).

Kegiatan itu diatur dalam hasil keputusan Sidang Sinode GKI di Waropen, Papua.

Tujuannya menyosialisasikan aturan gereja dan meningkatkan kesatuan serta kesetian melayani dalam GKI.

Turut hadir Wakil Ketua III Sinode GKI di Tanah Papua.

Baca juga: Calon Anggota MRPBD Maybrat Diminta Tenang, Ada Apa?

Klasis GKI Aitinyo ada dalam dua wilayah pemerintahan,  empat lingkungan dan 30 jemaat.

Klasis GKI Aitinyo, terdapat lingkungan Sion, Imanuel, Syalom, dan Tapak Injil.

Jumlah efata Aitinyo dan Jemaat Fison Fategomi merupakan yang terbanyak.

Sebanyak 12 pendeta, 2 guru Injil dan 2 orang relawan disipkan buat diusulkan jadi pendeta, karena yang menjadi kebutuhan adalah penambahan pelayan.

Baca juga: Pemuda Aitinyo Maybrat Gelar Lomba Meriahkan HUT ke 14 Maybrat

"Kegiatan ini penting, bapak ibu harus taat ikut agar pulang lakukan sesuai aturan tata gereja," kata Kepala Dinas Pemberdayan Masyarakat dan Kampung, Kabupaten Maybrat Adam Antoh dalam sambutannya mewakili pemerintah daerah. 

Menurutnya, pemerintah dan gereja merupakan lembaga yang terpisah tapi mempunyai mitra buat melayani masyarakat.

Pemerintah telah banyak memberikan perhatian kepada gereja dalam pembinan jemaat dan melayani masyarakat.

Pada saat ini banyak masalah, yaitu krisis mental dan perilaku, sehingga perlu terus membangun dan membenahi.

"Tidak hanya itu kemiskinan ekstrem, inflasi, kamtibmas, dan stunting, pemerintah secara bertahap membenahi," ujar Adam Antoh.

Temu raya dalam rangka penatan pelayanan, lanjutnya, pemerintah dan gereja harus terus bergandengan tangan.

Gereja tidak bisa lepas dari jemat dan jemat tidak lepas dari pemerintah.

"Ada hal yang menjadi kekurangan, itu menjadi tanggung jawab semua," ucap Adam Antoh.

Wakil Ketua III BPAM Sinode GKI di Tanah Papua Pnt Dr Naomi N Howay dalam sambutannya mengatakan, kegiatan dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan Sinode.

Baca juga: Tarian Adat Iringi Pendaftar Calon Anggota MRPBD di Maybrat

Temu raya digelar Sinode GKI di Tanah Papua bagi seluruh jemat di Tanah Papua.

"Kami memulai dari Klasis Aifat dan akhiri di Sorong," ujar Pnt Naomi N Howay.

Agendanya yaitu mensosialisasikan hasil sidang 18 di Waropen yang mana tahun ini merupakan tahun pembaharuan.

Kegiatan awal sudah dilakukan oleh Sinode Wilayah 7 melalui konfen pelayanan.

Ada empat hal penting yang dilakukan yaitu, tata gereja, peraturan gereja, panduan pelayanan, dan tata ibadah.

"Maybrat ini banyak didominasi gereja, sehingga pelayanan harus baik agar jemaat betah. Kita kembali dari kegiatan ini, harus ada pembaharuan dalam jemaat," ujar Pnt Naomi N Howay.

"Motivasinya, kalau kerja dalam pelayanan cuma berharap berkat tidak bisa, tetapi apa yang ada pada kita harus berikan buat pelayanan," ucapnya. (tribunsorong.com/desianus watho)

Sumber: TribunSorong
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved