Sampah di Kota Sorong

Tumpukan Sampah di Pulau Doom Menggunung, Warga Keluhkan Kurangnya Penanganan

Warga Pulau Doom, Distrik Sorong Kepulauan, semakin resah dengan tumpukan sampah yang terus menggunung di sekitar dermaga. 

Penulis: Angela Cindy | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM/ANGELA CINDY
Warga Pulau Doom, Distrik Sorong Kepulauan, semakin resah dengan tumpukan sampah yang terus menggunung di sekitar dermaga. Selama lebih dari tiga bulan, sampah dibiarkan menumpuk tanpa adanya upaya pembuangan yang jelas dari pihak berwenang. (TRIBUNSORONG.COM/ANGELA CINDY) 

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Warga Pulau Doom, Distrik Sorong Kepulauan, semakin resah dengan tumpukan sampah yang terus menggunung di sekitar dermaga. 

Selama lebih dari tiga bulan, sampah dibiarkan menumpuk tanpa adanya upaya pembuangan yang jelas dari pihak berwenang.

Baca juga: Tempat Penitipan Sampah Sementara Tepi Laut Dibangun di Pulau Doom, Program BPJS Kesehatan Sorong

Nikson, salah satu warga, mengungkapkan keresahannya, Biasanya ada petugas yang mengangkut sampah, tapi kali ini tidak ada. 

“Kami sudah melapor ke distrik, tapi belum ada tindakan nyata," ungkap Nikson.

Selain itu, kata dia, warga juga menghadapi kesulitan dalam mengangkut sampah sendiri akibat keterbatasan biaya dan fasilitas.

Kepala Distrik Sorong Kepulauan, Steven Asmuruf menjelaskan, bahwa permasalahan utama dalam pengelolaan sampah ini adalah keterbatasan dana dan fasilitas angkutan.

Baca juga: Salib Indonesian Youth Day 2027 Dikirab ke Paroki Stella Maris Doom

Operasional penanganan sampah di wilayah kepulauan jauh lebih rumit dan membutuhkan biaya besar. 

“Kami bergantung pada pihak ketiga melalui Dinas Lingkungan Hidup Kota Sorong, tetapi hingga kini belum ada kepastian anggaran untuk transportasi pengangkutan sampah," ujarnya.

Baca juga: Pemprov Papua Barat Daya Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Pulau Doom Kota Sorong

Menurutnya, pemerintah telah berusaha mencari solusi, termasuk rencana pengadaan sarana transportasi sampah pada tahun 2025. 

Namun, transisi pemerintahan saat ini menyebabkan penanganan sampah terhambat.

Sebelumnya, masyarakat Pulau Doom telah mencoba mengatasi masalah ini melalui komunitas Doom Bersih, yang mendapat pendampingan dari PT Inovasi Gerakan Masyarakat. 

Namun, setelah proyek tersebut berakhir, kegiatan komunitas mulai melemah akibat minimnya dukungan operasional dan kurangnya kesadaran warga terhadap pentingnya pengelolaan sampah.

Saat ini, warga diwajibkan membayar iuran sukarela sekitar Rp10.000 hingga Rp20.000 untuk biaya pembuangan sampah. 

Baca juga: Apa Arti Kata Doom Spending? Istilah Viral Gambarkan Penyebab Kemiskinan Kaum Milenial dan Gen Z

Namun, dana yang terkumpul masih jauh dari cukup. Biaya angkut sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) di Kota Sorong mencapai Rp300.000 sekali jalan, sehingga pengelolaan sampah menjadi tidak optimal.

"Tidak semua warga mau membayar iuran, sehingga dana yang ada tidak cukup untuk operasional angkutan sampah," ujar seorang relawan komunitas Doom Bersih.

Baca juga: Remaja Masjid Diberi Pandangan Berpolitik Pilkada 2024, Sosialisasi KPU Papua Barat Daya di Doom

Halaman
12
Sumber: TribunSorong
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved