Hikmah Ramadan 2025

Merawat Kemabruran Puasa bagian 22: Dari Rahman ke Rahim

Lafaz basmalah dalam Al-Qur'an terulang sebanyak 114 kali dan tidak pernah ada konsep lain selain bismillahirrahman al-rahim.

Editor: Jariyanto
FREEPIK
LAFAZ BASMALLAH - Lafaz basmalah dalam Al-Qur'an terulang sebanyak 114 kali dan tidak pernah ada konsep lain selain bismillahirrahman al-rahim. Kata Rahman dan rahim berasal dari akar kata yang sama, ra-ha-mim (rahima) berarti cinta kasih. Dari akar kata tersebut lahir kata rahman berarti "pengasih" dan rahim berarti "penyayang". 

Oleh: Prof., Dr. K.H., Nasaruddin Umar, M.A. (Menteri Agama RI)

TRIBUNSORONG.COM - Lafaz basmalah dalam Al-Qur'an terulang sebanyak 114 kali dan tidak pernah ada konsep lain selain bismillahirrahman al-rahim.

Kata Rahman dan rahim berasal dari akar kata yang sama, ra-ha-mim (rahima) berarti cinta kasih.

Dari akar kata tersebut lahir kata rahman berarti "pengasih" dan rahim berarti "penyayang".

Baca juga: Merawat Kemabruran Puasa bagian 21: Dari Takut ke Takwa

Dua kata ini menjadi populer karena digunakan sekaligus pembuka surah dalam Alquran: Bi ism Allah al-Rahman al-Rahim (baca: Bismillahirrahmanirrahim) berarti: Dengan atau atas nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Secara kebahasaan kedua kata ini sebenarnya memiliki keserupaan makna yaitu cinta kasih.

Hanya kata rahim setimbang dengan fa'il dalam ilmu sharaf menunjukkan arti lebih dalam dan lebih intensif.

Baca juga: Merawat Kemabruran Puasa bagian 19: Dari Syukur ke Syakur  

Dalam bahasa Indonesia, kata pengasih dan penyayang penggunaannya sering dipertukarkan (interchangable). Akan tetapi dalam ilmu tafsir, khususnya dalam kitab-kitab tafsir sufistik (isyari), keduanya dibedakan secara signifikan. 

Kata al-Rahman sebagai satu dari 99 nama Allah SWT (asmaul husna) diartikan sebagai Maha Pengasih dan al-Rahim sebagai Maha Penyayang. 

Al-Rahman dihubungkan dengan rahmat Allah yang bersifat temporer, tidak permanen, dan bersifat sesaat.

Keadaannya fluktuatif, kadang sangat terasa dibutuhkan dan kadang agak kurang, tergantung pada faktor lain yang ikut menentukannya, sedangkan al-Rahim dihubungkan dengan rahmat Allah yang bersifat permanen, kokoh, dan bersifat konstan dan tidak fluktuatif. 

Al-Rhaman lebih bersifat generik dan dapat diakses oleh siapa saja, termasuk makhluk selain manusia seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan.

Manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan masing-masing mendapatkan rahmat Allah SWT, seperti rahmat nutrisi, oksigen, dan senyawa kimia lainnya yang diperlukan dalam kehidupan, termasuk air dan oksigen.

Baca juga: Merawat Kemabruran Puasa bagian 19: Dari Syukur ke Syakur  

Untuk manusia, siapapun berhak mendapatkan rahmat rahmaniyah-Nya, tanpa dibedakan jenis kelamin, usia, etnik, dan agama. 

Bahkan termasuk orang-orang kafir dan para pendosa pun dapat bagian, sedangkan al-Rahim sepesifik untuk hamba-Nya yang taat dan setia mengikuti perintah dan menjauhi larangan-Nya.

Halaman
12
Sumber: TribunSorong
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved