Calon Jemaah Haji
Syukuran Sudah, Aset Dijual, Tapi Gagal Berangkat: Derita 106 Calon Haji Cirebon
Selain harus sabar menunggu dalam waktu yang tak singkat, mereka juga melunasi biaya haji, bahkan dengan menjual aset pribadi seperti mobil.
TRIBUNSORONG.COM - Mungkin tak terbayangkan bagi 106 calon jemaah haji asal Kabupaten Cirebon, harapan mereka bisa menunaikan ibadah di Tanah Suci, pupus begitu saja.
Para calon jemaah haji ini bahkan sudah melunasi biaya perjalanan yang tidak murah.
Baca juga: 237 Calon Jemaah Haji Kota Sorong Siap Berangkat, Kemenag Pastikan Persiapan Capai Tahap Akhir
Selain harus sabar menunggu dalam waktu yang tak singkat, mereka juga melunasi biaya haji, bahkan dengan menjual aset pribadi seperti mobil hingga sawah.
Fenomena ini diungkapkan langsung oleh Anggota Komisi VIII DPR RI, Satori, saat menghadiri pelepasan calon jemaah haji kloter 10 KJT asal Kota Cirebon di Makorem 063/Sunan Gunung Jati, Senin (12/5/2025).
"Kasihan calon jemaah haji, sudah walimatussafar, sudah syukuran, untuk melunasi kadang-kadang menjual aset, menjual rumah, tanah, mobil. Tetapi pas pada saatnya tidak jadi berangkat. Kasihan mereka," ujar Satori.
Ia mengungkapkan, dari total 112 orang yang sudah melunasi biaya haji di Kabupaten Cirebon, hanya enam orang yang diberangkatkan. Sisanya, sebanyak 106 orang harus menahan kecewa karena gagal berangkat.
"Yang lucunya lagi, sudah syukuran haji, sudah ngaturi masyarakat, tetangga, keluarga. Kemudian pas saatnya tidak jadi berangkat, kan secara psikologi mereka beban," ucapnya.
Baca juga: Pemkot Sorong Lepas 237 Calon Jemaah Haji, Wakil Wali Kota Bagikan Tips Menjaga Kesehatan
Menurut Satori, kondisi ini terjadi karena adanya pengurangan kuota tambahan.
Ia menyayangkan keputusan yang terburu-buru untuk memberitahukan jemaah soal pelunasan, padahal belum ada kepastian keberangkatan.
"Saya sudah sampaikan kepada Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah agar hal seperti ini diantisipasi dan diminimalisasi. Jangan sampai terjadi lagi ke depannya," jelas dia.
Kendati demikian, Satori mengapresiasi pelaksanaan pemberangkatan jemaah calon haji Kota Cirebon yang dinilai tertib dan nyaman karena dipusatkan di Makorem 063/Sunan Gunung Jati.
"Bayangkan kalau tempatnya di alun-alun, tumpang tindih, mengganggu lalu lintas. Tapi di sini saya mengapresiasi kepada Kementerian Agama dan Bapak Wali Kota atas tempat yang aman dan nyaman bagi jemaah maupun keluarga yang mengantar," katanya.
Untuk jemaah yang gagal berangkat tahun ini, Satori memastikan mereka akan menjadi prioritas pada musim haji tahun depan. Evaluasi besar pun dijanjikan akan dilakukan pasca-pemulangan haji 2025.
"Insyaallah akan kita evaluasi nanti bersama Kementerian Agama dan penyelenggara haji lainnya agar ke depan lebih baik," ujarnya.
Bupati Gagal Berangkat Haji
Bupati Lombok Tengah, Lalu Pathul Bahri, gigit jari karena keberangkatannya untuk menunaikan ibadah haji tahun 2025 ini ditunda hingga dua kali.
Padahal, Pathul Bahri sudah telanjur menggelar acara pelepasan bersama seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) Lombok Tengah di Masjid Agung Praya.
Awalnya Pathul Bahri dijadwalkan berangkat pada Jumat (2/5/2025) bersama Kloter 3 calon jemaah haji (CJH) Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), tetapi gagal karena visanya belum terbit.
Pathul Bahri dan istrinya, Baiq Nurul Aini, kembali dijadwalkan untuk ikut penerbangan dari bandara dengan Kloter 6 yang berisi CJH dari Lombok Tengah pada Kamis, (8/5/2025).
Namun lagi-lagi, keberangkatannya ke Tanah Suci Makkah ditunda dan harus menunggu keberangkatan Kloter 8 bersama CJH Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Bima, NTB, pada Minggu (11/5/2025).
Fenomena Gagal Berangkat
Kementerian Agama (Kemenag) mengungkapkan adanya tren gagal berangkat haji yang cukup signifikan menjelang musim haji 2025.
Tercatat, sekitar 800 hingga 1.200 jemaah haji gagal berangkat setiap tahunnya.
Baca juga: Kemenag Sorong Kirim 77 Jemaah Haji Lewat Embarkasi Makassar, Cek Jadwal Keberangkatan ke Tanah Suci
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag), Hilman Latief, menyatakan bahwa meskipun pelunasan biaya ibadah haji reguler (BIPIH) telah mencapai lebih dari 212 ribu orang.
Namun, ada risiko beberapa jemaah tidak dapat berangkat karena faktor-faktor yang tidak terduga.
“Tren pembatalan atau kegagalan berangkat haji rata-rata berkisar antara 800 hingga 1.200 orang per tahun,” ujar Hilman dalam Rapat Kerja Bersama Komisi VIII DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (28/4/2025).
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Kemenag menginstruksikan provinsi-provinsi dengan cadangan jemaah yang kurang, seperti Banten, Sumatera Selatan, dan Gorontalo, untuk mempersiapkan daftar cadangan.
Jika ada jemaah yang mengundurkan diri atau gagal berangkat, kata dia, provinsi-provinsi tersebut sudah memiliki pengganti yang siap untuk mengisi kursi kosong tersebut.
Dalam situasi ini, menurutnya, cadangan jemaah haji menjadi penting agar kuota haji yang sudah tercatat dapat terisi penuh.
Baca juga: 21 Calon Jemaah Haji Sorong Selatan Bersiap Berangkat Setelah 11 Tahun Menunggu
Sebab, banyak jemaah yang telah menunggu lama untuk melaksanakan ibadah haji.
"Kami sudah siap berkoordinasi dengan beberapa provinsi diantaranya di Banten mungkin ada menambah, kemudian Sumatera Selatan, dan kemudian juga Gorontalo," jelasnya.
Di sisi lain, pihak Kemenag juga memperketat proses pemeriksaan kesehatan dan verifikasi dokumen untuk meminimalkan risiko pembatalan pada saat-saat terakhir.
Sumber: Tribun Jabar
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sudah Jual Mobil hingga Gelar Syukuran tapi 106 Calon Jemaah Haji dari Cirebon Ini Gagal Berangkat
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.