HUT 80 RI

Bupati Sorong Selatan Borong Bendera Dagangan, Pedagang Musiman di Sorong Ini Ketiban Rezeki

Jelang HUT 80 RI, penjual bendera musiman mulai ramai di pinggir-pinggir protokoler Kota Sorong. 

Penulis: Angela Cindy | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM/ANGELA CINDY
PENJUAL BENDERA - Jelang HUT 80 RI, penjual bendera musiman mulai ramai di pinggir-pinggir protokoler Kota Sorong, Senin 4 Agustus 2025. 

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Jelang HUT 80 RI, penjual bendera musiman mulai ramai di pinggir-pinggir protokoler Kota Sorong. 

Baca juga: Aksi Manis Wali Kota Sorong dan Istri: Pakai Sarung Tangan Bareng, Lalu Berbagi Kapsul Vitamin A

Penjual, Mas Nurcaca, menjual bendera dan umbul-umbul di kawasan Jl. Basuki Rahmat, KM 8.

Bendera background ukuran lima sampai 10 meter dibandrol Rp150 ribu sampai Rp300 ribu. 

Baca juga: Pencanangan Bulan Vitamin A dan Donor Darah, Sinergi Pemprov dan Pemkot Demi Gizi Anak

Umbul-umbul Rp25 ribu sampai Rp30 ribu. 

“Kalau bendera kecil hingga besar saya jual Rp20.000 sampai Rp150 ribu,” katanya kepada TribunSorong.com, Senin (4/8/2025).

Pria asal Jawa itu bilang, penjualan atribut hari kemerdekaan tahun ini cukup ramai. 

Bahkan, pernah ada pejabat daerah datang langsung membeli dalam jumlah banyak.

“Kemarin sempat diborong sama Bupati Kabupaten Sorong Selatan, datangnya ibu sama bapak,” ucapnya tersenyum.

Baca juga: 4 Sektor Prioritas RPJMD Kabupaten Sorong 2025, Pembahasan Ditarget Rampung Bulan Ini

Meski kini fokus jualan bendera, Nurcaca mengaku pekerjaannya tidak menetap.

“Ya serabutan, kadang-kadang ngelas, kadang juga apa saja lah. Pokok utama ya kredit barang. Alat rumah tangga ibu-ibu, kayak katel, dandang, kasur, televisi, itu yang sering,” katanya. 

Baca juga: Gugah Spirit Jaga SDA Papua, Perempuan Adat Raja Ampat Ikut FGD Surga di Ujung Timur Indonesia

Nurcaca sudah tinggal di Sorong sejak awal tahun 2000-an. 

Ia merantau dari bujangan hingga kini telah berkeluarga.

“Anak saya yang paling besar sekarang SMA kelas 1 di Jawa sana,” katanya.

Baca juga: DAMPAK Pajak Menunggak bagi Pemerintah dan Masyarakat Kota Sorong

Meski begitu, ia tetap rutin pulang kampung meski kini tak sesering dulu.

“Dulu bisa setahun dua kali pulang, sekarang susah cari uang, paling dua tahun sekali,” ucapnya. (tribunsorong.com/angela cindy) 

Sumber: TribunSorong
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved