Kekerasan Terhadap Anak di Kota Sorong
Kasus Kekerasan Anak di Sorong Meningkat, Pelibatan Kaum Pria Jadi Strategi Baru
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kota Sorong Sosialisasi Pencegahan Kekerasan terhadap Anak, Kamis (21/8/2025).
Penulis: Angela Cindy | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kota Sorong Sosialisasi Pencegahan Kekerasan terhadap Anak, Kamis (21/8/2025).
Plt Sekda Kota Sorong Ruddy Laku mengatakan, pentingnya kaum bapak dalam upaya pencegahan kekerasan.
Baca juga: Forum Satu Data Indonesia Kota Sorong, Anshar Karim: Ini Landasan Utama Pembangunan
Selama ini sosialisasi lebih sering menyasar kelompok ibu.
Padahal, peran ayah menentukan, membangun keluarga harmonis tanpa kekerasan.
"Bapak juga harus terlibat karena biasanya yang melakukan kekerasan itu justru para bapak,” katanya.
Ia berharap para pria memahami dampak buruk kekerasan dalam rumah tangga maupun terhadap anak, belajar menghargai pasangan.
Kepala Bidang Perlindungan dan Pemenuhan Hak Anak Petrus Rebo menjelaskan, sosialisasi menghadirkan narasumber dari Kanit PPA Polresta Sorong Kota dan HIMPSI (Himpunan Psikolog Indonesia).
Baca juga: KNPI Kota Sorong Satu Komando, Dualisme Itu Terjadi di Provinsi Papua Barat Daya
Data DPPPA Kota Sorong mencatat, Januari–Agustus 2025 sudah ada 16 kasus kekerasan seksual terhadap anak.
Ada kasus di mana satu pelaku menjerat hingga tujuh korban sekaligus.
“Angka ini menunjukkan peningkatan dibanding tahun lalu,” ucap Petrus.
DPPPA bekerja sama dengan pihak kepolisian dan psikolog memberikan pendampingan trauma healing bagi korban.
Peserta sosialisasi kali ini meliputi ASN, non-ASN, kader Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) dari empat kelurahan, mahasiswa Universitas Muhammadiyah, serta pelajar SMA/SMK di Kota Sorong.
Baca juga: Banjir Kembali Landa Kota Sorong, Akses Jalan dan Tempat Usaha Lumpuh
Harapannya, peserta dapat menjadi agen penyebar informasi sekaligus berani melapor apabila menemukan atau mengalami kekerasan.
“Kekerasan terhadap perempuan dan anak harus dihentikan, karena ini bukan hanya merusak korban tetapi juga masa depan generasi bangsa,” katanya. (tribunsorong.com/angela cindy)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.