Launching TribunSorong

Pertumbuhan Ekonomi Kota Sorong di Atas Rata-rata Nasional

Editor: Milna Sari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PJ Wali Kota Sorong George Yarangga

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Pertumbuhan ekonomi Kota Sorong naik di atas rata-rata nasional.

Ekonom Universitas Muhammadiyah Sorong Ahmad Jamil menyebut, menjelang 2024 pertumbuhan makro ekonomi Kota Sorong ini, akan jadi tertinggi di timur Indonesia, bahkan nasional.

Pertumbuhan lebih banyak disumbang sektor jasa, transportasi, hospitality, kuliner, property dan belanja kebutuhan rumah tangga.

Indikator terakhir Inilah menjelaskan alasan harga gas LPG rumah tangga di Sorong ini juga tertinggi di banding kota-kota lain di Indonesia.

Sorong menurutnya mengikuti tren sektor penyumbang pertumbuhan ekonomi nasional.

Merujuk data BPS, pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 19,87 persen.

Jelasnya indikator pertumbuhan ekonomi diukur dari laju pertumbuhan penduduk, diikuti dengan produk per kapita yang cepat.

"Tantangannya biasa jika ekonomi tumbuh pesat akan diikuti inflasi juga,” ujar Ahmad Jamil.

Lima indikator ekonomi lainnya adalah kenaikan produktivitas dalam masyarakat, perubahan struktural tinggi, dalam hal ini penambahan jumlah pegawai, kantor, dan infrastruktur lain.

Penjabat Wali Kota Sorong, George Yarangga mengatakan tren ekonomi makro dan indeks pembangunan sumber daya manusia Kota Sorong naik sejak digadang menjadi ibu kota provinsi termuda di Indonesia, tahun 2022 lalu.

Hal itu disampaikan George Yarangga saat jadi pembicara webinar launching TribunSorong.com, Kamis (16/3/2023) di Raja Ampat Ballroom, Aston Sorong Hotel, Jl Basuki Rahmat, Kota Sorong, Papua Barat Daya.

Yarangga bahkan optimis, kota berpenduduk 260 ribu jiwa ini, akan tumbuh jauh lebih eksponansial ke depan.

"Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi kita naik 1,2 persen, jadi 8,07 persen tahun 2022 ini, dari 7,3 persen di akhir masa pandemi. Ini bahkan di atas growth rerata ekonomi nasional," kata Yarangga,

Sementara Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Sorong, naik empat poin dari 76,33 persen tahun 2021, menjadi 76,73 persen.

Tren serupa memicu eskalasi pertumbuhan ekonomi di empat daerah penyangga lain; Kabupaten Sorong, Sorong Selatan, Raja Ampat dan Maybrat.

Sorong juga termasuk dengan kota urbanisasi terbesar di Papua.

Dalam data paparan Yarangga, juga terungkap angka gini rasio Kota Sorong selama tahun 2017 hingga tahun 2020 tercatat menunjukkan penurunan.

Rasio gini tahun 2020 sebesar 0,29 atau mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapai 0,32.

Dibandingkan dengan rasio gini Provinsi Papua, dimana rasio gini Kota Sorong relatif lebih rendah.

Dengan posisi Sorong di jalur pelayaran internasional AKLI III, dan kemampuan dukungan keamanan, diperkirakan tren pertumbuhan ekonomi di Sorong akan stabil dalam lima tahun kedepan.

Kota Sorong memiliki lokasi yang strategis (terletak di daerah pesisir dan cukup dekat dengan jalur ALKI III), potensi sumber daya alam yang melimpah (salah satunya minyak bumi), topografi datar sehingga aksesibilitas lebih mudah, di timur Indonesia.

ALKI III adalah Jalur Pelayaran Melintas Samudra Pasifik, Laut Maluku, Laut Seram, Laut Banda, Selat Ombai, Laut Sawu, Samudera Hindia.

Sekadar diketahui, ekonomi Indonesia tahun 2022 tumbuh sebesar 5,31 persen.

Ini lebih tinggi dibanding capaian tahun 2021 yang tumbuh dari 3,70 persen.

Sektor jasa transportasi, perdagangan dan properti jadi penopang terbesar growth ekonomi kota di "patuk" Kepala Burung, tanah Papua.

Indikator Kondisi Kota Sorong Tahun 2021 dan Tahun 2022

1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 76,33 - 76,73

2. Pertumbuhan Ekonomi 7,09 - 8,07

3. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (persen) 48,34 - 53,27

4. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (Miliar Rupiah) 5.976,22 - 6.660,05

5. PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (Miliar Rupiah) 4.294,88 -  4.596,03

6. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (persen) 7,43 - 7,01

7. Laju Implisit PDRB Menurut Pengeluaran Lapangan Usaha (persen) 4,22 - 3,24

8. Angka Penduduk Miskin (jiwa) 41,11 (jiwa) -  (17,85) 42,02 (jiwa) (17.78)

9. Laju Inflasi (persen) 2,95 - 1,33

10. Indeks Gini/Rasio 0,30 -  0,3.(*)