Ada 9 Golongan Orang yang Diperbolehkan Tidak Berpuasa Ramadhan, Siapa Sajakah Mereka?
TRIBUNSORONG.COM - Berikut ini adalah penjelasan tentang golongan orang yang diperbolehkan tidak berpuasa Ramadhan.
Puasa Ramadhan merupakan salah satu ibadah wajib yang harus dikerjakan oleh Islam.
Namun tidak semua umat Islam diperbolehkan berpuasa Ramadhan, ada beberapa golongan orang yang boleh tidak menunaikan ibadah puasa.
Siapa sajakah mereka? Untuk mengetahuinya lebih detail, silakan simak artikel berikut ini.
TribunSorong akan menyampaikan informasi tentang golongan orang yang diperbolehkan tidak berpuasa Ramadhan.
9 Golongan Orang yang Diperbolehkan Tidak Berpuasa Ramadhan
Melansir dari tayangan YouTube Al-Bahjah TV, Buya Yahya menjelaskan siapa saja yang boleh batal puasa.
Lalu siapa sajakah itu? Apakah Anda termasuk ke dalamnya?
Untuk mengetahuinya lebih detail, Anda dapat menyimak informasi berikut ini.
1. Anak kecil yang belum baligh
Golongan pertama yang tak diwajibkan berpuasa adalah anak-anak kecil.
Hal ini dikatakan oleh Buya Yahya karena masih belum baligh.
Kapa seorang anak dikatakan sudah baligh?
Buya menjelaskan jika seorang anak perempuan sudah haid, maka sudah dikatakan baligh.
Sedangkan anak laki-laki adalah saat sudah bisa mengeluarkan maninya atau mimpi basah.
Meski demikian saat anak berusia 7 tahun, orangtua harus sudah mengajarinya berpuasa.
"Anak kecil tidak wajib berpuasa, orang yang belum baligh tidak wajib berpuasa.
Tapi bagi orangtua kalau anak sudah masuk usia 7 tahun ajari untuk puasa.
Kalau sudah haid maka anak perempuan wajib untuk puasa," ujarnya dalam video tersebut.
2. Orang gila yang hilang akalnya
Golongan kedua orang yang tak diwajibkan berpuasa adalah orang gila.
Buya Yahya menjelaskan jika orang gila tak wajib dan tidak mendapatkan dosa.
" Kedua orang gila yang tak berpuasa dan tak berdosa, enak jadi orang gila," katanya sembari bercanda.
3. Orang sakit yang tak berdaya
Ketiga, sakit di sini harus ada ketentuan tertentunya yaitu sakit yang menjadikan berat.
Misalnya penyakitnya akan semakin bertambah parah sata menjalankan puasa.
Bagi Buya, dokter yang memiliki pengetahuan khusus tentang penyakitlah orang yang bisa mendiagnosis dengan benar.
"Siapa yang mengatakan sakitnya parah dan tidak adalah dokter, kalau ibuk (orang biasa dan bukan dokter) saya tidak percaya," sambungnya.
Selain dokter, pengalaman pribadi juga bisa dijadikan landasan tentang diagnosis penyakit.
Misalnya pernah berpuasa dan penyakitnya justru malah kambuh, maka orang inilah boleh berbuka.
4. Orang tua karena umur
Kemudian orang tua yang kelihatan lemah, maka anak-anak dan cucu-cucunya haram menyuruhnya berpuasa.
"Orangtua itu kadang-kadang merasa kalau ajalnya sudah deket rajin ibadah, makanya kalau mau bebuka sebelum waktunya takut dosa," kata Buya.
Lebih lanjut, Buya mengatakan orangtua lebih baik tidak berpuasa dengan memberikan makan di setiap harinya.
5. Orang yang haid
Haid atau menstruasi adalah proses biologis yang ada pada diri perempuan di setiap bulannya.
Perempuan yang sedang haid, juga diperbolehkan untuk tidak puasa.
Meskipun demikian, ia harus menggantinya di lain hari pada bulan-bulan selanjutnya.
6. Orang yang nifas
Nifas adalah kondisi di saat perempuan baru saja melahirkan anaknya, maka diperbolehkan tidak berpuasa.
Samak halnya dengan orang haid, ia wajib menggantinya di hari lain.
7. Orang yang hamil
Selanjutnya seseorang yang diperbolehkan tidak berpuasa adalah ia yang sedang menyusui.
Tetapi ia harus membayar hutang puasanya tersebut di kemudian hari setelah selesai menyusui.
"Makanya jangan takut hamil, karena boleh tidka berpuasa bahkan hingga menyusui," katanya.
8. Perempuan yang menyusui
Selanjutnya seseorang yang diperbolehkan tidak berpuasa adalah ia yang sedang menyusui.
Tetapi ia harus membayar hutang puasanya tersebut di kemudian hari setelah selesai menyusui.
Buya juga mengisahkan seorang perempuan 40 tahun yang tidak pernah berpuasa, namun tidak berdosa.
Hal ini karena ia sedang hamil dan menyusui.
"Ada perempuan 40 tahun nggak pernah puasa tapi nggak dosa.
Karena dia hamil, terus menyusui, hamil lagi dan menyusui seterusnya hingga 40 tahun," ujarnya sambil tertawa kecil.
9. Orang yang bepergian
Seseorang yang bepergian lebih dari 80 KM, maka diperbolehkan untuk tidak berpuasa.
"Para nelayan dan sopir mobil bus boleh tidak puasa karena bepergian," kata Buya Yahya.
Namun yang terpenting adalah jangan pernah meninggalkan shalatnya.
"Bepergian boleh Anda berbuka puasa meskipun sebenarnya dianjurkan berpuasa takut menqadhanya nanti," sebut Buya Yahya.
Tetapi karena tidak puasa bisa digantikan oleh zikir bagi orang sedang bepergian jauh lebih dari 80 KM.
Lalu bagaimana dengan para nelayan yang bekerja di tengah lautan?
Buya menjelaskan sebisa mungkin menjalankan puasa saat bepergian berlayar.
Namun jika di rumah, harus tetap berpuasa.
Nah itulah 9 golongan yang diperbolehkan membatalkan puasa Ramadhan dan tidak wajib.
Meski demikian harus menggantinya di lain waktu setelah bulan Ramadhan.
(TribunSorong/Hakim)