Sadar Profesinya Berisiko Tinggi, Juru Mudi Kapal Wisata di Kota Sorong Daftar BPJS Ketenagakerjaan

Penulis: Milna Sari
Editor: Intan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kores, juru mudi kapal wisata di dermaga menuju Pulau Doom, Kota Sorong, Papua Barat Daya.

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Duduk bersama teman-temanya di dermaga wisata Pulau Doom, Kota Sorong, Kores antre menunggu penumpang.

Bapak empat orang anak asal Pulau Doom, Sorong Kepulauan, Papua Barat Daya ini sudah 20 tahun menjadi juru mudi kapal wisata di Kota Sorong.

Mulai dari Pulau Doom, Matan, Jefman, hingga Um sudah pernah ia jajal.

Bertahun-tahun menjadi juru mudi menyadarkan Kores untuk melindungi diri dengan adanya jaminan sosial ketenagakerjaan.

Dengan sadar Kores mendaftarkan diri sebagai peserta.

Baca juga: Dijamin BPJS Ketenagakerjaan Program PBU Pemkot Sorong, Mama Yosina Makin Tenang Jualan Pinang

"Sudah setahunan saya daftar," katanya saat ditemui, Selasa (31/10/2023).

Kores mengatakan dirinya tersadar akan pentingnya jaminan sosial setelah melihat banyaknya kecelakaan yang menimpa juru mudi.

Juru mudi yang terjepit tangan di antara kapal hingga jarinya pecah hingga kaki pincang karena ditabrak kapal.

"Apalagi pas lagi musim angin selatan dan utara itu setengah mati kami mengendalikan kapal motor," katanya.

Juru mudi kapal wisata menuju Pulau Doom di Kota Sorong mengangkut penumpang. (tribunsorong.com/milna sari)

Juru mudi kata Kores adalah profesi dengan risiko kecelakaan tinggi.

Ia mengaku sering melihat teman-temannya yang kecelakaan namun tak mendapatkan santunan lantaran tak dilindungi jaminan sosial.

Baca juga: BPJS Keliling Hadir Berikan Kemudahan di Job Fair Provinsi Papua Barat Daya

Sementara pasca kecelakaan juru mudi tak bisa bekerja.

Padahal seorang juru mudi kepala rumah tangga harus terus menafkahi keluarganya.

Termasuk Kores harus terus menafkahi istri dan empat orang anaknya yang masih sekolah.

"Istri saya juga cuma jual kue kecil-kecilan di rumah, jadi saya yang topang semua kebutuhan rumah," kata Kores.

Kini dengan dilindungi BPJS Ketenagakerjaan, Kores mengaku lebih lega.

Meski begitu ia tetap harus berhati-hati saat bekerja.

Baca juga: BPJS Kesehatan dan Pemkab Maybrat Kolaborasi Atasi Masalah JKN-KIS

"Puji Tuhan selama jadi juru mudi saya tidak pernah kecelakaan," katanya.

Tak berbeda dengan Kores, Petrus juru mudi kapal wisata lain di dermaga kapal Pulau Doom mengatakan juga sudah memiliki kartu BPJS Ketenagakerjaan.

Sosialisasi kerja keras bebas cemas BPJS Ketenagakerjaan di Pulau Jefman, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.

"Kemarin kami dapat sosialisasi dari pemerintah, jadi kami daftar," katanya.

Warga Malanu Kota Sorong, Papua Barat Daya ini setiap bulan menyisihkan Rp16.500 dari penghasilannya untuk iuran.

Menurut Petrus nilai itu tak sebanding jika ia mengalami kecelakaan, dan mendapatkan santunan.

Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan Cabang Papua Barat jumlah cakupan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan 358.447 tenaga kerja, di antaranya Rp121.000 dari segmen pekerja bukan penerima upah (BPU).

Dari Rp121.000 tersebut, 20 persen di antaranya merupakan peserta BPJS Ketenagakerjaan mandiri yang dibayarkan secara probadi.(tribunsorong.com/milna sari)