Debat Pilkada Sorong Selatan 2024

Pencurian dan Penganiayaan Mendominasi di Sorong Selatan, Begini Strategi Paslon 1 Martinus-Paulinus

Penulis: Angela Cindy
Editor: Jariyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Sorong Selatan Nomor Urut 1 Martinus Salamuk-Paulinus Kora mengikuti Debat Publik Pertama Pilada 2024 di Hotel Mratua Sesna, Teminabuan, Sorong Selatan, Papua Barat Daya, Kamis (17/10/2024).

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Angka kriminalitas di Sorong Selatan, Papua Barat Daya didominasi kasus penganiayaan dan pencurian.

Data itu berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam kurun waktu 2023-2024.

Pada Debat Publik Pertama Calon Bupati dan Wakil Bupati Sorong Selatan 2024, persoalan itu ditanyakan oleh panelis kepada Pasangan Calon Nomor Urut 1 Martinus Salamuk-Paulinus Kora di Hotel Mratua Sesna, Teminabuan, Kamis (17/10/2024).

Baca juga: SOSOK Petronela Krenak, Perempuan Pertama Maju Calon Bupati Sorong Selatan 2024

Martinus menyatakan, strategi yang akan guna menekan angka kriminalitas, di antaranya mengurangi izin masuk minuman keras (miras). 

Masalah penanggulangan serta pencegahannya dilakukan bersama pihak kepolisian dan TNI.

Upaya selanjutnya memberi pencerahan seperti sosialisasi kepada para pemuda muda guna membentuk watak dan karakter.

Baca juga: Debat Pertama Pilkada Sorong Selatan 2024, Bupati Anggiluli Puji 5 Paslon Punya Kesamaan Pandangan

Selain itu menghadirkan pelayanan yang baik dari sisi pendidikan dan kesehatan agar kehidupan bermasyarakat tertib, aman, dan tenteram. 

“Kami akan usahakan dan upayakan sesuai dengan visi kami yaitu meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat Sorong Selatan untuk ke depannya,” kata Martinus.

Atas jawaban itu, moderator memberikan kesempatan kepada empat paslon lainnya, yaitu Dance Nauw-Barbalina H Aifufu, Yance Salambauw-Ahmad Samsudin, Jevries Nelson Kewetari-Yakob Thesia, dan Petronela Krenak-Yohan Bodori. 

Baca juga: KPU Sorong Selatan Gelar Debat Kandidat Pertama, 5 Paslon Adu Gagasan dan Visi Misi

Paslon 2 Dance Nauw-Barbalina H Aifufu, menyebut, penanggulangan kriminalitas tidak hanya peran Polri dan TNI saja.

Perlu dilibatkan juga para pemangku kepentingan hingga tokoh agama seperti Forum Komunikasi Umat Bergama (FKUB) melalui kegiatan-kegiatan keagamaan. 

Selanjutnya, Paslon 3 Yance Salambauw-Ahmad Samsudin mengatakan, banyak faktor yang memengaruhi masalah kriminalitas.

Di antaranya kurangnya pendidikan, penegakan hukum yang masih meperhatikan aspek-aspek kekeluargaan, serta kurangnya lapangan.

“Kondisi tersebut membuka peluang munculnya tindakan kejahatan,” kata Yance.

Ahmad Samsduin turut menambahkan, sudah saatnya pemerintah ikut masuk mengintervensi anak-anak muda dalam menekan kriminalitas lewat kegiatan yang sifatnya meningkatkan kreativitas. 

Baca juga: Aparat Satnarkoba Polres Sorong Selatan Sita Ratusan Botol Miras Cap Tikus dan Belasan Berlabel

Berikutnya, Paslon 4 Javries N Kewetare-Yakob Thesia mengatakan, perlu ada penyerapan tenaga kerja sehingga pemerintah harus mempersiapkan lapangan pekkerja bagi yang masih menganggur.

Selain itu menggelar kegiatan di bidang keagaman, khususnya peningkatan sumber daya di bidang mental spiritual lewat penyuluhan dan aturan-aturan yang bisa memberikan efek jera. 

“Perlu juga mengaktifkan Perda tentang Miras yang sudah ada di Sorong Selatan. Perlu ada pembaruan bagaimana kemudian ditingkatkan efek jerah serta aturan yang membatasi miras,” kata Javries.

Baca juga: Kapolda Papua Barat: Pilkada Serentak 2024 Tantangan Besar bagi Polri

Terakhir, Paslon 5 Petronela Krenak-Yohan Bodori menanggapi bahwa pemerintah harus memperkuat kerja sama semua stakeholder, baik kepolisian, TNI, hingga tokoh-tokoh terkait lainnya.

“Kriminal ini terjadi karena banyak yang stres kurangnya lapangan kerja, Hal ini yang menjadi perhatian pemerintah agar kita perbaiki bersama-sama,” ucapnya. (tribunsorong.com/angela cindy)