TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Rencana pemerintah terhadap program transmigrasi ke wilayah Timur Indonesia termasuk ke Tanah Papua mendapat penolakan dari berbagai pihak.
Salah satunya tokoh agama Katolik di Keuskupan Manokwari-Sorong (KMS), Provinsi Papua Barat Pastor Lewi Ibori.
Baca juga: Kesbangpol Papua Barat Daya dan FKUB Deklarasi Jaga Kerukunan Beragama dan Keamanan Pilkada 2024
Pastor Lewi Ibori menegaskan, bahwa program transmigrasi bukan menjadi solusi bagi masyarakat di Tanah Papua.
Menurut dia, yang dibutuhkan oleh masyarakat di Tanah Papua adalah peningkatan pelayanan bidang pendidikan dan kesehatan.
“Karena mencerdaskan kehidupan bangsa ini kita perlu peningkatan pendidikan di Tanah Papua,” ujar Pastor Lewi Ibori kepada TribunSorong.com, di Kota Sorong, Papua Barat Daya, Jumat (8/11/2024).
Dia bilang, selain peningkatan pendidikan, dibutuhkan masyarakat di Tanah Papua juga adalah peningkatan pelayanan kesehatan.
Ia setuju dengan program makan bergizi yang dicanangkan oleh Presiden RI Prabowo Subianto bersama wakilnya Gibran Rakabuming Raka.
“Kalau program transmigrasi ini, jujur kami tegas menolak karena kami rasa program ini menambah beban masyarakat di Tanah Papua,” tegas dia.
Baca juga: Apresiasi Jambore GTK Hebat 2024, Ajang Tingkatkan Inovasi Pendidikan di Papua Barat Daya
Lanjutnya, meminta Presiden RI Prabowo Subianto agar peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan di Tanah Papua, pemerintah harus menghadirkan banyak tenaga guru dan dokter berkualitas.
“Kami minta agar pemerintah melihat kembali program transmigrasi yang mereka canangkan ini, karena program ini tidak menguntungkan bagi masyarakat di Tanah Papua serta tidak menjawab kebutuhan masyarakat malah menambah beban masyarakat,” katanya. (tribunsorong.com/taufik nuhuyanan)