Peternakan Papua Barat Daya

Respons Kadis Peternakan Sorong Soal Sapi Kurban yang Diekspor dari Luar Daerah

Penulis: Aldy Tamnge
Editor: Petrus Bolly Lamak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KADIS PERTERNAKAN - Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sorong Margariet Beatriks Hendrika Nauw saat memberikan keterangan kepada media terkait pengawasan ketat distribusi hewan kurban menjelang Iduladha lalu di Kabupaten Sorong, Kamis (12/6/2025).

TRIBUNSORONG.COM, AIMAS - Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sorong Margariet Beatriks Hendrika Nauw menanggapi keluhan masyarakat terkait banyaknya hewan kurban khususnya sapi  yang didatangkan dari luar daerah menjelang Hari Raya Iduladha 2025.

Beatriks menegaskan, bahwa tidak semua sapi kurban di Kabupaten Sorong berasal dari luar wilayah.

Baca juga: Songsong HUT 58 Kabupaten Sorong, 32 Distrik Adu Kreasi Menu Berbahan Sagu dan Ubi

Beberapa sapi memang didatangkan dari daerah sekitar seperti Seram, namun umumnya hanya untuk kebutuhan konsumsi harian, bukan untuk kurban.

"Sapi dari Seram biasanya hanya untuk pemotongan biasa, bukan untuk hewan kurban," jelas Beatriks kepada TribunSorong.com, Kamis (12/6/2025).

Baca juga: Subsidi Harga Ikan Jadi Hadiah Manis Songsong HUT 58 Kabupaten Sorong

Ia menyebutkan, delapan ekor sapi kurban yang masuk dari luar daerah telah melalui proses karantina untuk memastikan kondisi kesehatannya sebelum disalurkan ke masyarakat.

Menanggapi kekhawatiran peternak lokal soal potensi pengiriman sapi ke luar daerah yang dapat mengurangi stok lokal, Beatriks memastikan pengawasan ketat telah diberlakukan.

"Ada sekitar 500 ekor sapi yang rencananya akan dikirim ke luar daerah. Namun kami sudah tempatkan petugas di pos pengawasan untuk memastikan semuanya tetap terkendali," tegasnya.

Beatriks juga menambahkan bahwa ketersediaan sapi kurban di wilayah Sorong Raya meliputi Kota Sorong, Kabupaten Sorong, Sorong Selatan, dan Maybrat dinilai cukup memadai.

Bahkan, populasi ternak yang tersedia berpotensi memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

"Saya pikir sapi kurban di wilayah Sorong sudah terakomodasi dengan baik dan bisa menjadi sumber PAD bagi kami," katanya optimis.

Baca juga: Orang Asli Papua Prioritas dalam Program Pasar Murah HUT ke-58 Kabupaten Sorong

Meski begitu, Beatriks mengakui masih ada tantangan dalam proses pendataan jumlah ternak, terutama karena kurangnya keterbukaan dari sebagian peternak.

"Ketika kami turun ke lapangan, beberapa peternak tidak jujur terkait jumlah sapi yang mereka miliki. Padahal kalau mereka terbuka, kami bisa mendata dengan baik dan mungkin tidak perlu lagi mendatangkan sapi dari luar daerah," pungkasnya.

Baca juga: Ini Hasil Aksi Donor Darah Menyambut HUT 58 Kabupaten Sorong

Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dan dukungan dari semua pihak, diharapkan tata kelola ternak di Kabupaten Sorong semakin baik dan berkelanjutan, terutama dalam menghadapi momentum besar seperti Iduladha. (tribunsorong.com/aldy tamnge)