Marah Dengan KKB, Susi Pudjiastuti: Egianus Biadab, Tak Seperti Ayahnya
Pemilik Susi Air ini marah karena KKB Papua menyerang anggota TNI yang hendak mengevakuasi Pilot Susi Air asal Selandia Baru Phillip Mehrtens.
TRIBUNSORONG.COM - Pasca pembakaran pesawat Susi Air, pilotnya ditawan, hingga penembakan anggota TNI di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Susi Pudjiastuti tak bisa lagi membendung kemarahannya terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
Pemilik Susi Air ini marah karena KKB Papua menyerang anggota TNI yang hendak mengevakuasi Pilot Susi Air asal Selandia Baru Phillip Mehrtens.
Jika diberi kesempatan menyelamatkan pilotnya itu sendirian, dia akan meminta bom kepada TNI.
“Saya marah Pak Phil. Saya sangat sabar. Saya hampir 20 tahun terbang di Papua, saya bantu masyarakat. Tolong tanya di Mamit, saya kasih obat-obatan, tangan saya cuci luka anak-anak Papua,” kata Susi dalam rekaman percakapannya, dikutip dari Kompas.com, Minggu (7/5/2023).
"Saya bom semuanya sendiri. Saya marah,” ujar Susi.
Baca juga: Inilah 5 Prajurit TNI yang Gugur Setelah Berkontak Senjata dengan KKB Papua, Pratu F Jatuh ke Jurang
Kemarahannya itu diungkapkan kepada aktivis sekaligus pendeta Karel Phil Erari.
Dalam kesempatan itu, Susi juga bercerita bahwa dia pernah bertemu dengan Daniel Kogoya, ayah dari pemimpin KKB, Egianus Kogoya.
“Saya pernah bertemu Daniel Kogoya, Beliau orangnya baik. Mengapa Egianus Kogoya menjadi orang biadab,” ucap Susi.
Ayahnya Baik, Mengapa Egianus Jadi Orang Biadap?
“Kasih bakar pesawat orang yang selama ini bawa makanan, bawa obat-obatan, bawa semua yang dibutuhkan, dan membawa orang Papua ke mana saja dibutuhkan. Apa dosa saya? Apa salah saya?” imbuhnya.
Dia melanjutkan, kemarahannya semakin bertambah ketika mengetahui KKB menembaki pasukan TNI yang ditugaskan untuk mengevakuasi Phillip Mehrtens.
Baca juga: Eskalasi Serangan KKB Papua Meningkat, Wilem Wandik: Pemerintah Harus Ubah Paradigma Tentang Papua
“Pasukan TNI itu dipersiapkan untuk mengevakuasi jika (sandera) jadi diserahkan. Mereka anak-anak muda, bukan pasukan tempur, tapi mereka ditembaki begitu saja. Saya marah, saya ikut marah,” ungkapnya.
Susi pun menanggapi permintaan Phil yang berharap TNI yang bertugas di Papua dapat ditarik.
“Bagaimana meminta TNI ditarik, sementara mereka dibantai, kan tidak mungkin. Pendeta Phil atau Pak Bishop, kan tidak mungkin,” bebernya.
“Ingin komunikasi, ingin negosiasi, tapi dua hari kemudian mereka bantai TNI. Saya tak habis pikir,” lanjutnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.