Sopir Angkot Sorong Mogok
Pengamat Usul Pemda Kota Sorong Buat Aplikasi Transportasi Umum, 'Intervensi Pemerintah Dibutuhkan'
Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Djoko Setijowarno mengusulkan Pemkot membuat aplikasi sendiri khusus mengakomodir transportasi umum.
Penulis: Ilma De Sabrini | Editor: Intan
TRIBUNSORONG.COM, SORONG – Kisruh antara pengemudi angkutan kota (angkot) di Kota Sorong dan driver online kian memanas.
Pihak Komunitas Angkot menilai kehadiran driver online di Kota Sorong semakin menekan pendapatan sopir angkot dan taksi Bandara Domine Edward Osok (DEO).
Melihat masalah tersebut pengamat transportasi sekaligus Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengusulkan Pemerintah Kota (Pemkot) Sorong membuat aplikasi sendiri khusus mengakomodir transportasi umum.
Baca juga: BREAKING NEWS: Sopir Angkot dan Taksi Bandara di Sorong Mogok Kerja Total, Ada Apa?

Dia menjelaskan apabila aplikasi transportasi tersebut dikelola oleh pemerintah daerah (pemda), maka akan memudahkan masyarakat sekaligus sopir angkot.
Menurutnya dari pengelolaan aplikasi transportasi itu nantinya Pemda Kota Sorong akan mendapatkan pendapatan daerah.
“Daerah buatlah aplikasi, biar daerah mengoperasikan, sehingga daerah punya kuasa, punya uang, dan mereka juga bisa mengendalikan,” kata Djoko Setijowarno kepada TribunSorong.com saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (11/9/2023).
Alumnus Magister Teknik Program Rekayasa Transportasi ITB itu juga mengatakan bahwa pihaknya telah mengusulkan Kota Sorong masuk dalam program Buy The Service (BTS) atau skema pembelian layanan.
Di mana program itu merupakan pembelian layanan angkutan perkotaan dari operator dengan standar pelayanan minimal yang ditentukan.
Layanan tersebut sudah diluncurkan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenbub) RI di beberapa daerah.
“Iya, angkotnya dibenahi. Saya sudah usulkan ke pusat agar Kota Sorong itu salah satu kota yang dapat program BTS,” ucapnya.
Menurutnya Pemda Kota Sorong perlu melakukan penyelamatan terhadap angkot.
Hal itu dilakukan guna menyejahterakan sopir-sopir angkot.
“Intervensi pemerintah dibutuhkan untuk meremajakan kembali atau rejuvinate dan mengembalikan daya saing angkutan perkotaan,” ucapnya.
Sebagai informasi, sejumlah sopir angkot Kota Sorong dan sopir taksi bandara DEO menggelar aksi unjuk rasa terkait keberatan adanya driver online.
Komunitas Angkot mendesak DPRD Kota Sorong membuat regulasi yang mengatur terkait driver online dan sopir transportasi konvensional. (tribunsorong.com/ilma de sabrini)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.