Konvensi VII Gerakan Karismatik Katolik, Uskup Hilarion: Ini Bukan Gerakan Sesat Tapi Roh Tuhan
Kegiatan akbar ini ditandai dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin langsung oleh Uskup Keuskupan Manokwari-Sorong, Mgr Hilarion Datus Lega di Gereja
Penulis: Petrus Bolly Lamak | Editor: Milna Sari
TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Badan Pelayanan Keuskupan (BPK) Pembaharuan Karismatik Katolik (PKK) Gerejawi Keuskupan Manokwari-Sorong, Menjadi tuan rumah berlangsungnya Konvensi Daerah VII pembaharuan Karismatik Katolik se-Tanah Papua yang berada dalam ayoman badan pelayanan Provinsi gerejawi Merauke.
Kegiatan akbar ini ditandai dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin langsung oleh Uskup Keuskupan Manokwari-Sorong, Mgr Hilarion Datus Lega di Gereja Katedral Sorong Jumat, (15/9/2023).
Karena ini merupakan kegiatan karismatik Katolik se-Tanah Papua, maka masing-masing keuskupan se Tanah Papua mengutus sejumlah umat beriman terlibat aktif dalam mengembangkan iman secara khusus melalui kegiatan pembaharuan karismatik Katolik yang juga boleh dikatakan sebagai perayaan untuk memuliakan Tuhan.
Oleh karena kegiatan ini adalah kegiatan yang amat penting dalam mengembangkan iman umat maka dukungan dari Uskup Keuskupan Manokwari-Sorong semakin nyata terutama dalam mengarahkan para peserta pembaharuan karismatik ini menuju kepada kekudusan hidup.
Dengan berkiblat pada kutipan ayat-ayat injil Yohanes, Uskup Keuskupan Manokwari-Sorong memulai homilinya dengan sedikit mengulas injil Yohanes yang mana beliau katakan bahwa injil Yohanes secara istimewa adalah buah dari permenungan filosofis dan teologis
Injil Yohanes memulai refleksi mengenai sabda, pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
' Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah," katanya kepada Tribunsorong.com.
Selanjutnya Uskup menjelaskan kutipan injil yang dibacakan pada kesempatan perayaan berhamat itu, injil Yohanes, 19:25-27 di mana Yesus bergantung di salib dan di dekat salib itu berdirilah ibu-Nya, dan juga murid yang dikasihinya.
Bunda Maria adalah bunda yang amat dikasihi dengan dua ciri yakni Pertama Mater Amabilis yang berarti ibu yang patut dicintai.
Kedua Mater Dolorosa yang berarti bunda yang berdukacita. Bunda Maria dolorosa jauh melampaui gelar Maria yang lainnya.
'Bunda Maria dolorosa adalah bunda peradaban, bunda kemanusiaan," ucap Uskup Mgr. Hilarion Datus Lega.
Ia bilang, Gereja Katolik menempatkan Bunda Maria sedemikian tinggi, dan ada banyak cerita-cerita Alkitab, yang mestinya meyakinkan umat beriman mengenai keluhuran dan ketahanan iman bunda Maria.
Uskup melanjutkan bahwa bukan kebetulan Provinsi Gerejawi Merauke membuka Konvensi yang ke-7 pada peringatan wajib bunda yang berdukacita.
Ada ciri-ciri yang bersentuhan langsung untuk kekuatan iman sebagaimana iman bunda Maria, gerakan karismatik yang membaharui gereja Katolik dengan semangat doa dan karisma khusus pembaharuan itu menancapkan sendi-sendi keimanan.
"Gerakan yang mendunia ini sampai juga ke gereja-gereja lokal," katanya.
Gerakan Karismatik Katolik katanya, bukan gerakan sesat, bukan juga dijiplak dari gereja lain, ini asli gerakan dari orang-orang Katolik.
Gerakan ini bertahan dan akan terus berlangsung dalam tanggungjawab dan peran serta umat beriman. Ini benar-benar gerakan dari Roh Tuhan sendiri.
Demikianlah kutipan kalimat homili Bapa Uskup dalam misa pembukaan Konvensi Daerah VII Pembaharuan Karismatik Katolik Badan Pelayanan Provinsi Gerejawi Merauke, yang diselenggarakan di Keuskupan Manokwari-Sorong secara khusus berlangsung di Sorong, 15-17 September 2023. (Tribunsorong.com/Petrus Bolly Lamak)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sorong/foto/bank/originals/20230918_Manokwari-Sorong.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.