Kabar Papua Nugini

Kerusuhan Pecah di Papua Nugini, Terjadi Penjarahan dan Pembakaran, PM Umumkan Keadaan Darurat

Pemerintah Papua Nugini mengumumkan keadaan darurat selama 14 hari. Hal itu katakan oleh Perdana Menteri Papua Nugini James Marape, Kamis (11/1/2023).

|
Editor: Ilma De Sabrini
SEKRETARIAT PRESIDEN
Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Papua Nugini James Marape saat memberikan keterangan pers bersama di APEC Haus, Papua Nugini, pada Rabu (5/7/2023). 

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Pemerintah Papua Nugini mengumumkan keadaan darurat selama 14 hari. Hal itu katakan oleh Perdana Menteri Papua Nugini James Marape, Kamis (11/1/2023).

Penetapan keadaan darurat itu menyusul pasca aksi pembakaran pusat perbelanjaan dan penjarahan pertokoan di ibu kota negara Papua Nugini pada Rabu (10/1/2024), kabarnya kerusuhan itu semakin merembet ke kota lain di Papua Nugini.

Kerusuhan tersbut menewaskan 16 orang dan ada beberapa warga yang mengalami luka-luka.

Baca juga: Kasat Narkoba Sorong Selatan Sebut Pelaku Beli Ganja di Papua Nugini Rp70 Juta

Peristiwa berdarah ini dipicu akibat protes militer dan pasukan kepolisian dan sipir penjara terhadap pemerintah yang memotong gaji bulanan mereka, tanpa disertai alasan.

Perdana Menteri (PM) Papua Nugini James Marape pun pada Kamis (11/1/2024) mengumumkan keadaan darurat selama 14 hari.

Kondisi terkini Papua Nugini

Tentara dan polisi terlihat berpatroli di jalan-jalan yang sepi di Ibu Kota Port Moresby pada Jumat (12/1/2024) pagi waktu setempat, sehari setelah PM Marape mengumumkan keadaan darurat.

Baca juga: Gempa M 7,2 Kedalaman 90 Km Guncang Papua Nugini, BMKG: Belum Ada Laporan Kerusakan di Jayapura

Sebagaimana diberitakan Reuters, ada banyak warga yang bergabung dalam antrean panjang untuk mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) di SPBU.

Selain mengumumkan keadaan darurat, Marape pada Kamis telah memberhentikan beberapa pejabat dan menempatkan lebih dari 1.000 tentara dalam keadaan siaga.

KERICUHAN - Sebanyak 1.317 warga negara Indonesia (WNI) harus dilindungi kepolisian Papua Nugini pasca-kerusuhan yang terhadi di Port Moresby, Papua Nugini (PNG) pada Rabu (10/1/2024). Kericuhan semakin parah ketika memasuki hari kedua karena merebak ke beberapa kota lainnya.
KERICUHAN - Sebanyak 1.317 warga negara Indonesia (WNI) harus dilindungi kepolisian Papua Nugini pasca-kerusuhan yang terhadi di Port Moresby, Papua Nugini (PNG) pada Rabu (10/1/2024). Kericuhan semakin parah ketika memasuki hari kedua karena merebak ke beberapa kota lainnya. (TRIBUN-PAPUA.COM/TANGKAPAN LAYAR)

Menurut Matt Cannon, Kepala cabang lokal layanan tanggap darurat nirlaba St John Ambulance, Ibu Kota Port Moresby telah kembali ke "normal baru" pada Jumat pagi, dengan polisi dan tentara di jalan-jalan dan antrean panjang di pom bensin.

"Kami berharap supermarket yang berfungsi dapat dibuka kembali hari ini dan saya dengar mereka telah meningkatkan keamanan untuk melayani orang-orang yang berpotensi datang dalam jumlah besar," kata Cannon.

Kerusuhan Papua Nugini dipicu ketika polisi dan pegawai negeri lainnya melakukan mogok kerja pada Rabu karena pemotongan gaji yang kemudian disalahkan oleh para pejabat karena kesalahan administrasi.

Dalam beberapa jam, ribuan orang memadati jalan-jalan untuk menjarah dan melakukan kerusuhan dengan latar belakang asap dan gedung-gedung yang terbakar.

Massa juga mencoba menerobos gerbang di luar kantor Perdana Menteri.

Berdasarkan keterangan dari Polisi Papua Nugini, lembaga penyiaran pemerintah Australia, ABC pada Kamis melaporkan bahwa sembilan orang tewas dalam kerusuhan di Ibu kota Port Moresby dan tujuh orang tewas di Lae, di bagian utara negara itu.

Baca juga: Getaran Gempa Bumi M 7,2 Wewak Papua Nugini Terasa Sampai Jayapura

Halaman
12
Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved