Gereja Katolik Santo Yoseph Ayawasi
Pastoran Katolik Paroki Santo Yoseph Ayawasi Segera Dibagun, Pj Sekda Maybrat Ajak Umat Mendukung
Monitoring tersebut sebagai bentuk dari perhatian pemerintah daerag terhadap gereja di wilayah Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya.
Penulis: Charles Fatie | Editor: Jariyanto
Di dalam ruangan, bangku kayu untuk tempat duduk jemaat berjajar hingga depan panti imam.
Philipus Fanataf, ketua pembangunan gereja mengatakan, kursi dipesan dari lokal, sedangkan mebel-mebel di area panti imam, seperti meja altar, sekila (kursi untuk pemimpin liturgi), hingga salib besar dipesan dari Pulau Jawa, tepatnya Jepara.
"Itu bahannya (mebel) dari kayu jati semua. Kita tahu Jepara terkenal ukiran-ukirannya yang indah," ujarnya kepada TribunSorong.com, Rabu (28/6/2023).
Lelaki 48 tahun itu berkisah, pembangunan gereja berkapasitas sekitar 1.200 orang itu diawali keinginan tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga muda mudi di Paroki Santo Yoseph Ayawasi.

Melalui berbagai diskusi dan musyawarah, termasuk masukan dari para uskup, diputuskanlah membangun gereja.
Peletakan batu pertama dilaksanakan pada 2015 silam oleh perwakilan Keuskupan Manokwari-Sorong.
Sejak saat itu, proses pembangunan berlangsung tahap demi tahap, mulai dari konstruksi hingga finishing.
"Memang tidak sama persis dengan gambar (desain, red) ada bagian-bagian yang kami tambahkan dan sesuaikan," ucap Philipus Fanataf.
Sembilan tahun berjalan, proses pembangunan bukannya tanpa hambatan, mulai dari pergantian panitia pembangunan hingga sempat mandek saat Covid-19 melanda pada 2021 awal.
Philipus Fanataf pribadi bahkan sempat hampir putus asa kala itu karena panitia menanggung utang kepada para tukang yang nominalnya mencapai Rp1 miliar lebih.
Berkat kekompakan umat, berangsur-angsur utang pun lunas lalu proyek pun berlanjut lagi.
"Sepengetahuan saya, karena memang ikut mengawal pembangunan dari nol, gereja ini menghabiskan anggaran 11 milar rupiah lebih," katanya.
Menurut bapak empat anak ini, dana-dana diperoleh dari sumbangan berbagai pihak, mulai dari pemerintah provinsi, kabupaten/kota di Papua Barat Daya, Kementerian Agama, serta para dermawan.
Adapun sumbangan paling banyak, sekitar 75 persen berasal dari umat.
Mewakili panitia, Philipus Fanataf mengpresiasi dan beterima kasih atas kepedulian dan kedermawanan seluruh donatur, sehingga pembangunan gereja rampung.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.