Natal dan Tahun Baru 2025

Gambaran Perayaan Natal di Betlehem Tempat Kelahiran Yesus Kristus Imbas Konflik Gaza

Dalam keterangan resminya, ia menggambarkan suasana Natal tahun ini sebagai "suram" mengingat perang yang sedang berlangsung di Gaza.

Editor: Jariyanto
ANADOLU
Perayaan Natal 2024 di Betlehem digelar umat Kristiani dalam suasana suram imbas konflik di Gaza. 

TRIBUNSORONG.COM - Perayaan Natal di Betlehem digelar umat Kristiani dalam suasana suram pada kurun waktu dua tahun belakangan.

Tak ada dekorasi lampu dan pohon Natal hingga pawai marching band pemuda yang sering menjadi bagian dari perayaan Natal 2024.

Betlehem, Tepi Barat, Palestina sebagai tempat kelahiran Yesus Kristus sepi imbas serangan Israel ke Gaza yang kian memanas.

Issa Thaljieh, pendeta komunitas Ortodoks Yunani di Betlehem, menggambarkan kota itu sebagai "sedih dan suram" tahun ini karena perang Israel yang sedang berlangsung.

"Pesan kami kepada dunia, terlepas dari penderitaan, kesulitan, dan perang, adalah bahwa Kristus Palestina memanjatkan doa selama Natal agar perdamaian, cinta, dan belas kasihan menang. Dari Betlehem, pesan cinta dan perdamaian menyebar ke seluruh dunia," kata Thaljieh dikutip Anadolu.

Hal serupa juga dilontarkan oleh Wali Kota Betlehem, Anton Salman.

Dalam keterangan resminya, ia menggambarkan suasana Natal tahun ini sebagai "suram" mengingat perang yang sedang berlangsung di Gaza.

Berbagai perayaan Natal juga dibatalkan sebagai wujud kepedulian pada apa yang terjadi pada umat Kristiani di Gaza.

"Selalu, pesan Bethlehem adalah pesan perdamaian dan harapan," kata Salman, dikutip dari The Associated Press.

"Namun di hari-hari ini, kami juga mengirimkan pesan kepada dunia: Perdamaian dan harapan, tetapi dunia harus bekerja untuk mengakhiri penderitaan kami sebagai bangsa Palestina," katanya.

Perekonomian lesu 

Jeries Qumsieh, juru bicara Kementerian Pariwisata Palestina, menyebut perayaan Natal tahun ini muram dan suram, ditandai perayaan terbatas pada ritual keagamaan.

“Tahun ini, tidak ada delegasi turis atau peziarah karena perang dahsyat yang dilancarkan Israel terhadap rakyat kami,” kata Qumsieh.

“Bethlehem sedang menderita kemerosotan ekonomi yang signifikan, dengan pemesanan hotel hanya 3 persen tahun ini,” tambahnya.

Selama perang berkecamuk, kerugian harian Betlehem akibat perang Israel diperkirakan membengkak sebesar hingga 1,5 juta dollar AS.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved