Ibadah Penciuman Salib di Kumurkek Maybrat, Momen Reflektif Sengsara dan Wafat Kristus

TRIBUNSORONG.COM, KUMURKEK - Umat Katolik Stasi St. Paulus Kumurkek, Paroki St. Yoseph Ayawasi menggelar Ibadah Penciuman Salib, pada Jumat (18/4/2025) pukul 15.00 WIT, bertepatan dengan waktu wafat Yesus Kristus. 

Ibadah dipimpin Pastor Rekan Stasi, RD. Fransiskus Katino, Pr, dan berlangsung khidmat di Gereja St. Paulus Kumurkek, Kabupaten Maybrat.

Baca juga: Drama Jalan Salib di Sorong, Umat Katolik Diingatkan Kisah Sengsara dan Penderitaan Kristus

Ratusan umat dari Lingkungan Santa Monika dan Santo Agustinus hadir dalam perayaan yang penuh suasana iman ini. 

Prosesi penciuman salib menjadi momen reflektif untuk mengenang sengsara dan wafat Kristus.

Baca juga: Ibadah Jumat Agung di Kota Sorong, Pater Iventus Kocu: Tetap Beriman di Tengah Persoalan Hidup

Dalam homilinya, Pastor Fransiskus menegaskan bahwa salib dulu simbol kehinaan telah diubah Yesus menjadi tahta kemuliaan dan jalan keselamatan. 

“Yesus disalibkan seperti penjahat, padahal Ia adalah juru selamat umat manusia,” ujarnya.

Ia juga mengajak umat melihat penderitaan sebagai jalan pemurnian hidup. 

“Setiap orang pasti mengalami penderitaan, tapi di balik itu ada nilai yang memurnikan,” katanya, seraya menyinggung kisah Ayub yang tetap setia di tengah cobaan.

Baca juga: Apa Arti Kata Jumat Agung? Berikut Penjelasan Perbedaannya dengan Kamis Putih dan Paskah

Pastor Fransiskus mengajak umat mempersembahkan hidup kepada Allah dan menjadikan diri berkat bagi sesama. 

“Menjadi besar dan pelayan membutuhkan pengorbanan. Jadikan tangan kita berkat bagi banyak orang,” tutupnya. (tribunsorong.com/taufik nuhuyanan)