Sumber Daya Manusia Sorong Selatan

Minim Fasilitas, Pendidikan di Kampung Wara Sorong Selatan Butuh Sentuhan Pemerintah

Mereka belajar di balik dinding papan dan lantai semen di sebuah bangunan sederhana yang berdiri berkat swadaya masyarakat Kampung Wara.

Penulis: Safwan | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM/SAFWAN ASHARI
DUNIA PENDIDIKAN -- Kondisi Sekolah Dasar (SD) Negeri Wara, Distrik Konda, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat Daya, Selasa (22/4/2025).(tribunsorong.com/safwan ashari) 

TRIBUNSORONG.COM, TEMINABUAN - Di tengah keterbatasan, puluhan murid Sekolah Dasar (SD) Negeri Wara di Distrik Konda, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat Daya, tetap semangat menuntut ilmu. 

Mereka belajar di balik dinding papan dan lantai semen di sebuah bangunan sederhana yang berdiri berkat swadaya masyarakat Kampung Wara.

Baca juga: Sosok Mama Grice "Kartini" Asal Konda Sorong Selatan, Seniman yang Teguh Jaga Hutan Adat lewat Syair

Kegiatan belajar mengajar hanya bisa dilakukan di tiga ruang kelas yang dibangun secara mandiri oleh warga. 

Minimnya fasilitas membuat siswa terpaksa berbagi tempat duduk dengan teman sebangku, karena kursi dan meja yang tersedia sangat terbatas.

Baca juga: Perayaan Paskah GKI Maranatha Teminabuan Sorong Selatan, Keluarga Kristen Diingatkan soal Misi Ini

Berdasarkan pantauan TribunSorong.com, dalam satu ruang kelas hanya terdapat empat meja dan kursi. 

Kondisi ini memaksa anak-anak belajar dalam posisi berdesakan, namun semangat mereka tak luntur.

Natalia Gemnase (30) warga Kampung Wara menjelaskan, bahwa SD Negeri Wara menjadi satu-satunya pilihan bagi sekitar 20 anak di kampung tersebut untuk mendapatkan pendidikan dasar.

“Dulu, anak-anak kami harus berjalan sejauh dua kilometer menuju SD YPK Manelek. Karena jauhnya jarak dan minimnya minat, akhirnya banyak anak enggan bersekolah,” ungkap Natalia, Selasa (22/4/2025).

Ia menambahkan, sekolah tersebut berdiri di atas tanah milik Gereja Kampung Wara yang dipinjamkan secara cuma-cuma. 

Hingga kini, mereka belum memiliki lahan tetap untuk pembangunan sekolah permanen.

“Kami bangun sekolah ini dengan segala keterbatasan, dan hanya ada tiga guru yang mengajar. Semua dari kami, untuk anak-anak kami,” ujarnya penuh harap.

Baca juga: Misa Jumat Agung di Paroki St. Albertus Agung Sorong Selatan, Pastor Ulas Cinta dan Ketaatan Yesus

Natalia berharap, pemerintah daerah bisa lebih memperhatikan kondisi pendidikan di Kampung Wara

Menurutnya, anak-anak Papua berhak mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak, tanpa harus meninggalkan kampung halamannya.

Baca juga: Misa Jumat Agung di Paroki St. Albertus Agung Sorong Selatan, Pastor Ulas Cinta dan Ketaatan Yesus

Dari data yang dihimpun TribunSorong.com, Kampung Wara dihuni oleh sekitar 70 Kepala Keluarga (KK), yang mayoritas merupakan warga asli Papua dari Suku Afsya, Konda. Sebagian besar warga bekerja sebagai petani, buruh harian, dan nelayan lepas.

Meski hidup sederhana, warga Kampung Wara terus berjuang agar anak-anak mereka tetap mendapatkan akses pendidikan walau harus dimulai dari bangunan sederhana dengan dinding papan dan semangat yang tak pernah lapuk. (tribunsorong.com/safwam ashari)

Sumber: TribunSorong
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved