Sopir Angkot Sorong Mogok

Dampak Taksi Online, Sopir Angkot di Kota Sorong Keluhkan Pendapatan Berkurang

Penulis: Safwan
Editor: Milna Sari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para sopir angkutan kota (angkot) dan taksi bandara menggeruduk kantor DPRD Kota Sorong, Papua Barat Daya, Senin (11/9/2023).

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Kehadiran driver online di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, diklaim dapat 'membunuh' sopir angkutan kota (angkot) dan taksi bandara Domine Edward Osok.

"Kami lakukan aksi hari ini karena adanya driver online di Sorong, justru membuat sopir angkot kehilangan penumpang," ujar Ketua Komunitas Angkot La Sadika kepada TribunSorong.com, Senin (11/9/2023).

Baca juga: Desak Bubarkan Driver Online, Sopir Angkot dan Taksi Bandara Geruduk Kantor DPRD Kota Sorong

Oleh karena itu, pihaknya meminta agar izin dari para driver online harus dicabut oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Sorong.

Ia menjelaskan, harusnya pemerintah daerah bisa fokus dan mengacu Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 118.

"Kami mau aplikasi dari para driver online di  Kota Sorong harus ditutup, dan mengacu ke Permenhub 118 tadi," katanya.

Baca juga: Bikin Macet, Sopir Angkot dan Taksi Bandara Konvoi ke Kantor DPRD Kota Sorong

La Sadika menegaskan, hingga kini lajur di Kota Sorong belum belum terlalu memadai, sehingga driver online harus dibekukan.

Ia merasa cemas ketika marak para driver online di Kota Sorong, sebab banyak daerah angkotnya telah resmi gulung tikar.

Baca juga: Bikin Macet, Sopir Angkot dan Taksi Bandara Konvoi ke Kantor DPRD Kota Sorong

"Kehadiran driver online di Kota Sorong, bukan hanya merugikan, namun ini pembunuhan sopir angkot," tegasnya.

La Sadika mengaku, sebelum driver online hadir, para sopir angkot di Sorong bisa mendapat keuntungan Rp200 ribu per hari.

Baca juga: Prakiraan Cuaca Kota Sorong Hari Ini 11 September 2023: Hujan Ringan Siang dan Malam Hari

Keuntungan Rp200 ribu per hari tersebut telah dipisahkan dengan setoran lainnya.

Meski begitu, setelah bermunculan jasa driver online di Kota Sorong, para sopir justru merasa kesulitan mencari rezeki.

Baca juga: 16 Warga Klalomon Sorong Belajar Olah Hasil Pertanian

"Jangankan Rp200 ribu per hari, kami di saat ini mau cari uang setoran saja paling susah di Kota Sorong," ucapnya.

Ia berharap, persoalan ini bisa lebih diperhatikan oleh pemerintah agar sopir angkot di Kota Sorong tak terancam.(tribunsorong.com/safwan)