TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Diberitakan sebelumnya, TNI mengungkapkan ada pihak-pihak tak bertanggung jawab yang dengan sengaja memprovokasi kericuhan saat jenazah mantan Gubernur Papua Lukas Enembe hendak dimakamkan.
Hal itu diungkapkan oleh Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen Izak Pangemanan. Dia mengatakan ada penyusup yang dengan sengaja membuat situasi di Papua menjadi memanas.
Menanggapi kabar itu, Badan Pengurus Pusat Komite Nasional Papua Barat (KNPB) membantah keterlibatan pihak KNPB dalam kerusuhan tersebut.
Baca juga: Forum Lintas Suku Papua dan Nusantara Gelar Deklarasi Damai di Sorong, Pasca Lukas Enembe Meninggal
Jubir Nasional KNPB Pusat, Ones Suhuniap melalui siaran pers diterima Tribun-Papua.com, Senin (1/1/2023), mengatakan peristiwa pelemparan, pembakaran dan perusakan fasilitas umum yang terjadi pada saat pengiringan jenazah mantan Gubernur Papua Lukas Enembe dari Sentani hingga ke Koya, Kota Jayapura bukan tanggung jawab KNPB.
Karena kegiatan pengiringan jenazah itu bukan termasuk agenda KNPB. KNPB tidak pernah mengeluarkan instruksi secara lisan maupun tertulis untuk menjemput jenazah Lukas Enembe di bandara sampai pengiringan jenazah ke Koya.
"Kenapa KNPB difitnah terkait beberapa peristiwa yang terjadi dalam pengiringan jenazah Lukas Enembe di kota Jayapura dan kabupaten Jayapura. Panitia penjemputan dan itu bukan KNPB tetapi pemerintah provinsi Papua sendiri," ujarnya.
"KNPB secara organisasi tidak terlibat dalam penjeputan jenazah bukan, bukan panitia duka Lukas Enembe tuduhan Pangdam XVII Cedrawasih adalah hoax yang tak bertanggung jawab," sambungnya.
Ones mengatakan KNPB selalu dituduh sebagai pelaku semua peristiwa kekerasan di Papua tanpa bukti dan fakta obyektif yang bisa dipertanggung jawabkan.
Baca juga: Pascakerusuhan Oknum Massa Pengantar Jenazah Lukas Enembe: Fasilitas Umum, Kantor Perbankan Rusak
Sejumlah media cetak maupun media online juga menyebarkan propaganda murahan yang bertentangan kode etik jurnalistik, kata dia, itu sangat miris. Menurutnya, Pangdam Cenderawasih dan Polda Papua punya kewenangan intelejen untuk mengantisipasi dan menjamin keamanan dan harus mereka yang bertanggung jawab.
"Jangan menciptakan kegaduhan di sepeti tuduhan kepada KNPB kami bisa menurut kepada prapadilan berdasarkan undang-undang pers. Yang bertanggung jawab penuh keamanan di Papua Polda Papua, Polresta Jayapura dan Polres Jayapura yang memiliki intelejen yang cukup untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi gesekan," ujarnya.
"Mereka (petugas keamanan) punya tugas untuk menjaga keamanan sehingga mereka bertanggung jawab atas kegiatan penjemputan dan pengiringan jenazah almarhum. Tidak mampu dan gagal menjalankan keamanan dan ketertiban salahkan orang lain sama itu orang tidak bertanggung jawab, lalai menjalankan tugas," jelansya.
Baca juga: Lukas Enembe Berpulang, Pemuda Sorong Gelar Aksi Bakar Lilin Kenang Jasa Bapak Rakyat Papua
Adapun, tuduhan kepada KNPB bagian dari pengalihan isu meninggalnya Lukas Enembe. Pihaknya menilai sekenario upaya mengkambing hitamkan KNPB di 2019 dalam kasus rasisme sangat mirip dengan kasus penjemputan almarhum Lukas Enembe.
Sekenario dibuat oleh pihak yang bertanggung jawab kemudian KNPB yang disalahkan dalam kasus rasisme.
Baca juga: Jurnalis CNN Dikeroyok saat Meliput Penjemputan Jenazah Lukas Enembe, AJI Jayapura Bereaksi
Ones menegaskan peristiwa kekerasan aksi pembakaran terjadi secara spontan oleh rakyat Papua yang diakomodir oleh panitia duka dibawah kontrol pemerintah Provinsi Papua sendiri.
Berhenti menuduh KNPB sebagai aktor, karena KNPB melihat Lukas Enembe bagian dari pemerintah Indonesia.
"Kami meminta kepada Pangdam Cendrawasih untuk meminta maaf dan media mengklarifikasi berita hoax. Pangdam Cenderawasih menuduh KNPB tanpa bukti keterlibatan KNPB dan pernyataan itu salah satu upaya kriminalisasi KNPB," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul KNPB Tidak Bertanggung Jawab Atas Kericuhan saat Arak-arakan Jenazah Lukas Enembe