TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Sorong menyambangi RSUD Sele Be Solu, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Selasa (14/1/2025).
Agenda kunjungan dalam rangka audiensi sekaligus mengkonfirmasi terkait pemberitaan mengenai keluhan seorang pasien bernama Septian (18), korban pembacokan yang mendapatkan pelayanan mengecewakan di RSUD.
Baca juga: DPRD Dorong Makanan Lokal Masuk Menu Makan Bergizi Gratis di Kota Sorong Papua Barat Daya
“Kami datang buat mendengar klarifikasi RSUD soal kejadian 5 Januari 2025 lalu terhadap saudara Septian," kata Wakil Ketua I DPRD Kota Sorong Syahrir Nurdin.
"Semua sudah dijelaskan secara terperinci oleh pihak RSUD Sele Be Solu."
Baca juga: 30 Anggota DPRD Kota Sorong Dilantik, Berikut Daftar Wajah Baru dan Srikandi
Menurut Syahrir, pihak RSUD Sele Be Solu termasuk mitra strategis bagi DPRD Kota Sorong sehingga keluhan dari pasien ketika berobat harus disikapi demi peningkatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.
“Kami diangkat oleh rakyat. Apapun yang menjadi keinginan rakyat kami akan memperjuangkan aspirasi mereka,” katanya.
Direktur RSUD Sele Be Solu drg. Susi Petronela Djitmau mengatakan, dalam audiensi pihaknya menjelaskan kronologi kejadian yang dikeluhkan pasien.
Menurutnya, pernyataan yang dilontarkan pasien bersama keluarga terdapat kekeliruan dan salah persepsi tentang pelayanan rumah sakit.
"Terkait penarikan biaya pasien umum itu sudah sesuai sebab walaupun punya BPJS Kesehatan aktif tetapi kasus penganiayaan tidak di-cover atau tidak diakomodir dalam BPJS," katanya.
Baca juga: Mudah dan Praktis! BPJS Kesehatan Bisa Digunakan di Luar Kota Cukup dengan KTP
Petronela menegaskan, pihak RSUD Sele Be Solu secara intens berupaya meningkatan layanan kesehatan berdasarkan peningkatan standar pelayanan minimal.
Itu dalam rangka perbaikan mutu yang juga menjadi target program kerja setiap tahun. (tribunsorong.com/taufik nuhuyanan)