Pariwisata Papua Barat

Kisah Penangkaran Ikan Duyung Mayangsari di Fakfak, dari Kejayaan hingga Terlupakan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

WISATA FAKFAK - Objek Wisata Ikan Duyung Mayangsari, yang sempat berjaya di era kepemimpinan Bupati Fakfak JP Matondang dan Bupati Wahidin Puarada, kini kian terpinggirkan.

TRIBUNSORONG.COM, FAKFAK - Objek Wisata Ikan Duyung Mayangsari, yang sempat berjaya di era kepemimpinan Bupati Fakfak JP Matondang dan Bupati Wahidin Puarada, kini kian terpinggirkan.

Baca juga: Tegakkan Ketertiban, Satlantas Polres Fakfak Razia Kendaraan Bersama TNI

Papan informasi lokasi wisata yang terletak di depan jalan utama telah dicabut, digantikan dengan penunjuk jalan menuju spot untuk melihat ikan duyung Mayangsari.

Berdasarkan pantauan TribunPapuaBarat.com, pada Senin (17/2/2025), objek wisata yang terletak di Kampung Kiat (sekarang masuk dalam administratif Kampung Porum), Distrik Fakfak Barat, kini tak lagi menunjukkan geliat yang sama seperti dahulu.

Baca juga: KPU Fakfak Resmi Serahkan SK Penetapan Bupati dan Wakil Bupati Terpilih 2024

Di balik itu, Sarajudin Jamal pengelola objek wisata tersebut, hanya bisa pasrah melihat kondisi pariwisata Fakfak yang semakin lesu.

"Ikan Duyung ini pertama kali kami temukan pada tahun 1989 di Pulau Ega, dan kami pelihara dekat rumah kami di pesisir Kampung Kiat, saat masa kepemimpinan Bupati JP Matondang," ungkap Sarajudin mengenang awal mula penangkaran ikan duyung yang kini dikenal dengan nama Mayangsari.

Sarajudin melanjutkan, selama ini, ia merawat ikan duyung tersebut dengan baik, memberi makan lamun (atau yang biasa disebut lamo-lamo oleh masyarakat Fakfak), yang banyak tersedia di sekitar penangkaran.

Namun, perjalanan panjang dalam mengelola objek wisata ini tidaklah mudah.

Baca juga: Pala Tomandin Fakfak Tampil Mengilap di UMKM Expo 2025, Siap Tembus Pasar Internasional

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Sarajudin merasa beruntung karena pada masa pemerintahan Bupati JP Matondang, objek wisata ini mendapat perhatian besar dari pemerintah daerah.

"Kami sangat terbantu saat itu. Bupati JP Matondang membuka akses jalan menuju objek wisata ini, dan Bupati Wahidin Puarada memberikan bantuan sebesar Rp50 juta untuk pembangunan fasilitas MCK bagi wisatawan," kenang Sarajudin.

Baca juga: Jadwal Kapal Pelni KM Labobar Hingga 10 Februari 2024, Besok Tanjung Priok, Cek Ambon, Tual, Fakfak

Pada masa kejayaannya, objek wisata ini ramai dikunjungi wisatawan, baik dari dalam maupun luar daerah.

Sarajudin bahkan sampai kewalahan mengantarkan tamu yang ingin melihat ikan duyung.

"Waktu itu, siang dan malam kami antar wisatawan. Pokoknya, kami sangat bahagia karena wisata ini sangat aktif," tambahnya.

Namun, keadaan kini jauh berbeda. Sekarang wisata ini sepi, tidak ada lagi perhatian dari pemerintah.

“Dinas Pariwisata tidak pernah turun ke sini, tidak ada pendampingan ataupun bantuan," keluhnya.

Baca juga: Jadwal Kapal Pelni KM Labobar Januari 2025, Hari Ini Sorong Fakfak, Cek Singgah Dobo, Kaimana

Sarajudin berharap agar pemerintah daerah memberikan perhatian serius terhadap keberlangsungan objek wisata Ikan Duyung Mayangsari yang kini terabaikan.

Ia ingin agar objek wisata yang sempat berjaya ini bisa kembali hidup dan menarik pengunjung, seperti di masa kepemimpinan Bupati sebelumnya. (*)