Peserta upacara ini terdiri dari orang tua dan remaja. Mereka berjalan melewati Jalan Rotowijayan, Kauman, Agus Salim, dan Wahid Hasyim.
Kemudian, melewati pojok Benteng Barat, Jalan MT Haryono, Pojok Benteng Timur, Jalan Brigjen Katamso, Jalan Ibu Ruswo, dan berakhir di alun-alun utara.
Bagaimana sejarah malam 1 Suro?
1 Suro menandai Tahun Baru Jawa, yang sistem penanggalannya diciptakan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo pada masa Kerajaan Mataram pada tahun 1633 Masehi.
Sultan Agung menggabungkan kalender Saka yang berbasis matahari dengan kalender Islam (Hijriah) yang berbasis bulan, sehingga menghasilkan penanggalan Jawa.
Dengan integrasi tersebut, tanggal 1 Suro dalam kalender Jawa selalu bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender Hijriah, menjadikan malam ini bukan hanya peristiwa budaya, tetapi juga memiliki makna religius bagi umat Islam Jawa.
Kirab Pusaka menjadi salah satu cara masyarakat menjaga kesinambungan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Selain sebagai bentuk pelestarian warisan budaya, kirab ini juga menjadi sarana spiritual kolektif, yang menyatukan rakyat, abdi dalem, dan keluarga keraton dalam satu irama doa dan harapan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jadwal Kirab Pusaka Malam 1 Suro 2025 di Solo, Catat Jam dan Rutenya"