Sosok Hari Ini

Mimpi Besar Pemuda Papua Raih Beasiswa Unpad di Usia 15 Tahun, Pilu Ayah Meninggal Saat Usia 7 Tahun

Penulis: Triroessita Pertiwi
Editor: Intan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Benyamin Iyai, lulusan SMA Negeri 2 Dogiyai Papua Tengah, tercatat sebagai mahasiswa termuda Universitas Padjadjaran Angkatan 2025. Ia diterima di program studi Statistika Unpad saat berusia 15 tahun 8 bulan. Ayah meninggal di usia 7 tahun.

TRIBUNSORONG.COM - Benyamin Iyai (15 tahun 8 bulan), pemuda asal Papua Tengah, menjadi mahasiswa Universitas Padjajaran (Unpad) termuda tahun 2025. 

Ia berhasil menembus Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) Republik Indonesia.

Pemuda lulusan SMA Negeri 2 Dogiyai, Papua Tengah ini diterima di program Studi Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).

Benyamin Iyai merupakan anak ketiga dari enam bersaudara yang dilahirkan sebagai pejuang sejak kecil. 

Ketika kakaknya masuk SD, ia tak mau berpisah, merengek untuk turut bersekolah meski usianya masih 4 tahun.

“Saya menangis dan mau ikut sekolah, akhirnya saya juga ikut bersekolah bersama kakak,” jelasnya dilansir dari unpad.ac.id. 

Tumbuh menjadi anak yang adaptif, Benyamin Iyai merasakan kepedihan yang mendalam saat masih kecil. 

Baca juga: Sandiaga Uno Kagumi Sosok Kwik Kian Gie, Tak Pernah Lelah Perjuangkan Kebenaran

Baca juga: Bupati Nduga Wafat, Sekda Papua Pegunungan: Kita Kehilangan Sosok Pemimpin Tulus

Sang ayah meninggal dunia saat Benyamin masih berusia tujuh tahun. 

Setelah menempuh pendidikan dasar dan menengah, Benyamin Iyai lulus SMA Negeri 2 Dogiyai pada tahun 2025. 

Mengetahui ada program ADik dari pemerintah, Benyamin Iyai mendaftarkan diri karena ingin memperoleh pendidikan di jenjang perguruan tinggi. 

Ia berharap dapat menuntut ilmu di Unpad dan kembali ke Papua, membangun tahan kelahiran tercinta. 

“Saya bangga bisa diterima di Unpad,” ujarnya. 

Benyamin Iyai mengaku pilihan utamanya adalah program studi Akuntansi. 

Namun dalam proses pendaftaran dan pengumpulan berkas dokumen, pilihan program studi akhirnya tertuju pada Statistika, bidang ilmu yang juga ia sukai. 

“Yang penting saya bisa kuliah, belajar, dan mendapatkan ilmu untuk masa depan,” kata Benyamin Iyai. 

Perjuangan di Jatinangor, Jawa Barat

Datang ke Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Benyamin Iyai harus beradaptasi dengan lingkungan baru. 

Ia mengaku mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. 

Baca juga: SOSOK Cici Warmasen, Siswi SMK Negeri 1 Kota Sorong Terpilih jadi Duta Paskibraka Nasional 2025

Baca juga: Mengenal Sosok Abner Jitmau, dari Tukang Batu ke Parlamen 20 Tahun hingga Calon Wali Kota

“Di Jatinangor, saya mengalami kesulitan ketika berkomunikasi. Oleh karena itu, saya mau belajar bahasa Indonesia yang digunakan sehari-hari,” ujarnya,

Namun Benyamin menyebut lingkuangan Unpad sangat membantu adaptasinya. 

Sejak datang ke asrama di Jatinangor, ia merasa terbantu dengan keramahan lingkungan Unpad. 

Ia tumbuh bersama teman-teman asrama di Bale Wilasa. 

Benyamin Iyai berharap dapat menyelesaikan studinya tepat waktu dan meraih gelar sarjana. 

“Saya ingin menjadi sarjana, menulis penelitian, dan suatu saat kembali membangun Papua,” tuturnya. (TribunSorong.com / Triroessita)