Tradisi Fanfan, Cara Orang Biak Hilangkan Perselisihan di Masyarakat

Fanfan adalah kebiasaan orang Biak untuk saling memberi makan antara sesama keret (marga).

Penulis: Petrus Bolly Lamak | Editor: Milna Sari
Petrus Bolly Lamak
Ketua Keret Yappen sedang memberikan makanan kepada ketua Keret Mambrasar dalam budaya Fanfan. 

TRIBUNSORONG.COM, FEF - Tradisi Fanfan punya makna tersendiri bagi orang Biak Papua.

Fanfan adalah kebiasaan orang Biak untuk saling memberi makan antara sesama keret (marga).

Budaya Fanfan ini juga menjadi acara puncak dalam Festival Munara Beba kawasan Byak Karon di Kampung Werur, Distrik Bikar, Kabupaten Tambrauw.

Baca juga: Menilik Al Kitab Berusia 1 Abad di Gereja Tua Isna Jedi Kabupaten Teluk Wandama Papua

Suku Byak Karon di Tambrauw membuat tradisi Fanfan itu di Pulau dua yang terkenal dengan pasir putih dan air laut jernih.

Tokoh masyarakat Byak Karon Harlond Maran, Kamis (30/3/2023) menjelaskan, tradisi Fanfan merupakan budaya makan bersama.

Baca juga: Lomba Dayung Perahu Adat Meriahkan Festival Munara Beba Tambrauw

Tujuannya agar keretakan dan selisih paham antara enam keret di Werur raya ini bisa dipersatukan.

"Fanfan ini kebiasaan orang Biak untuk mengikat kembali keretakan antar sesama. Semua yang mungkin berselisih paham selama ini bisa terurai," katanya kepada TribunSorong.com.

Baca juga: Jalan di Atas Batu Panas, Tradisi Ekstrem Byak Karon Tambrauw Papua Barat Daya

Harlond bilang, Fanfan juga menjadi momen antar keret untuk saling berbagi dan memaafkan.

Persoalan dana konflik antar Keret selama ini bisa terselesaikan dengan saling memberi makan.

Tradisi Fanfan diharapkan terus dilestarikan oleh generasi muda.

"Tradisi ini jangan sampai hanya sebatas keret saja tapi mengajarkan generasi untuk bersosialisasi dengan masyarakat luas," pesan Harlond Maran.

Dalam tradisi Fanfan, enam keret saling memberi makan.

Ketua-ketua keret terlebih dahulu saling memberi makan kemudian berjabat tangan dan berpelukan.

Menariknya, ketua Keret Yappen memberikan makan pada ketua Keret Mambrasar hanya menggunakan selembar daun.

Baca juga: Nama-nama dan Makna Perahu Adat Enam Keret Byak Karon di Tambrauw

Di atas daun itu ketua Keret Yappen menaruh sejumlah makanan seperti singkong, sayur dan ikan.

Kemudian menyuapkan makanan itu kepada ketua Keret Mambrasar. (tribunsorong.com/petrus bolly lamak)

Sumber: TribunSorong
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved