GKI Jemaat Sion Kambufatem Gelar Perlombaan HUT Ke-1, Ada Baca Alkitab hingga Lomba Khas Maybrat

Rangkaian kegiatan itu juga sekaligus menyemarakkan HUT Ke-14 Kabupaten Maybrat dan Paskah.

Penulis: Desianus Watho | Editor: Jariyanto
TRIBUNSORONG.COM/DESIANUS WATHO
Pembukan perlombaan dalam rangka memeriahkan HUT Ke-1 GKI Jemaat Sion Kambufatem, Distrik Aitinyo Barat, Papua Barat Daya, Sabtu (15/4/2023). 

TRIBUNSORONG.COM, KUMURKEK -  Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua, Klasis Aitinyo Jemaat Sion Kambufatem, Distrik Aitinyo Barat, Maybrat, Papua Barat Daya genap berusia satu tahun pada 20 April 2023.

Memeriahkan momen tersebut, jemaat menggelar berbagai lomba.

Baca juga: Kerukunan Keluarga Sulawesi Utara Kota Sorong Gelar Paskah Bersama, Begini Khotbah Rev. Emma

Rangkaian kegiatan itu juga sekaligus menyemarakkan HUT Ke-14 Kabupaten Maybrat dan Paskah.

Intelektual Aitinyo Barat Kornelius Kambu mengatakan, perlombaan antara lain, Cerdas Cermat Allkitab, baca Alkitab dalam bahasa Maybrat, futsal, karaoke, gaple, dan lomba khas Maybrat memakai tikam kayu, yang mana satu orang hanya tiga anakan kayu buat tikam.

"Biaya pendaftaran Rp50.000 khusus untuk lomba khas Maybrat. Juara diberi senapan seharga Rp5 juta," katanya.

Baca juga: Fajar Paskah, Ratusan Siswa Sekolah Minggu Jemaat Ekklesia Klasaman Bermeditasi

Rangkaian kegiatan berakhir menjelang perayaan ibadah HUT pada 20 April 2023 sekaligus pembagian hadiah.

Peserta yang berpartisipasi dalam perlombaan ini dari empat gereja dan GKI Jemaat Sion Kambufatem.

Baca juga: Pemkab Maybrat Sumbang Rp13 Miliar Pembangunan Gereja di Stasi Paroki Santo Yoseph Ayawasi

Menurut Kornelius Kambu, tahun ini perayaan dilakukan secara internal, namun tahun depan bakal diperluas untuk umum.

"Tujuan kegiatan ini, mengalihkan perhatian bagi generasi agar fokus pada pelayanan dan pekerjaan gereja," ujarnya.

Baca juga: Hadiri Peresmian Gereja Katolik Ayawasi, Bernhard E Rondonuwu Apresiasi Kebersamaan

Sat ini, lanjutnya, gereja sedang terjadi pengikisan, padahal orang-orang tua dahulu menjadi rulemodel, takut akan pekerjaan Tuhan.

Era milenial membuat pergerakan Roh Kudus masih berjalan tapi globalisasi membuat generasi saat ini menjadi berjarak dengan Tuhan.

"Tidak bisa jaga marwah gereja, dan meneruskan apa yang dilakukan orang tua serta menjaga stabilitas keamanan di lingkungan," kata Kornelius Kambu. (tribunsorong.com/desianus watho)

Sumber: TribunSorong
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved