MRP Papua Barat Daya

Perempuan Moi Sorong Tolak Hasil Seleksi MRPBD, Satu Perwakilan Maybrat Diduga Lompat Jendela

Penolakan tersebut disampaikan langsung perwakilan yakni Kepala Biro Perempuan Moi LMA Malamoi Dr Barbalina Osok.

|
Penulis: Safwan | Editor: Milna Sari
TRIBUNSORONG.COM/SAFWAN ASHARI
Sejumlah perempuan Suku Moi, Kota Sorong, Papua Barat Daya, melakukan aksi penolakan terkait hasil seleksi Majelis Rakyat Papua Barat Daya (MRPBD), Selasa (2/5/2023). 

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Sejumlah perempuan Suku Moi, Kota Sorong, Papua Barat Daya, melakukan aksi penolakan terkait hasil seleksi Majelis Rakyat Papua Barat Daya (MRPBD), Selasa (2/5/2023).

Penolakan tersebut disampaikan langsung perwakilan yakni Kepala Biro Perempuan Moi LMA Malamoi Dr Barbalina Osok.

"Kami menolak hasil seleksi MRPBD karena ada empat perempuan yang lolos dari wilayah Kota Sorong," ujar Barbalina kepada TribunSorong.com di Sorong.

Baca juga: Tokoh Lintas Suku Melki Osok Dukung DOB Kabupaten Malamoi: Ini Kebutuhan

Kendati demikian, dari keempat tersebut tiga diantaranya adalah perempuan asli Suku Malamoi, Sorong, Papua Barat Daya.

Sementara, satu yang ikut diakomodir oleh tim seleksi calon anggota MRPBD dari pokja Perempuan wilayah Kota Sorong bukan berasal dari Malamoi.

Ia menyebut sudah lakukan pertemuan dan hasilnya adalah semua perempuan Moi menolak hasil seleksi tersebut.

Baca juga: Dari Keluarga Pas-pasan, Barbalina Osok Perempuan Moi Bergelar Doktor

Pasalnya, terdapat satu perempuan dari Kabupaten Maybrat diakomodir dalam wilayah yang notabene milik Suku Moi.

"Kami tolak karena ada satu kursi yang ditempati bukan perempuan Moi," ucapnya.

Barbalina meminta agar perempuan yang bertarung di wilayah Kota Sorong, Papua Barat Daya, adalah murni orang Moi.

"Terserah siapa yang mau diangkat jadi MRPBD yang penting tiga perempuan Moi itu sendiri bertarung," tegasnya.

Dalam seleksi calon MRPBD 2023 kali ini, seluruh Kabupaten Kota di Papua Barat Daya telah memiliki jatah masing-masing.

Olehnya itu, jika satu calon tersebut adalah perempuan Maybrat maka harusnya dia bertarung di wilayah adatnya sendiri.

Ia menyebut tidak merebut jatah perempuan adat orang lain.

Tak hanya itu, Barbalina mengaku, sejak proses satu perempuan Maybrat tidak mengikuti tahapan awal.

Namun, tiba-tiba muncul dan ikut bertarung dengan perempuan Moi di wilayah adat Suku Besar Malamoi, Sorong.

"Kami harap cara lompat jendela seperti ini jangan dibiarkan, kalau calon DPR boleh saja datang tapi MRPBD adalah hak mutlak dari perempuan Moi," pungkasnya.(tribunsorong.com/safwan)  

 

Sumber: TribunSorong
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved