Tersentuh Semboyan Liverpool, Aleksander Laike Jadi Imam Baru Keuskupan Manokwari Sorong
Pentahbisan sakral ini ditandai dengan misa syukur di Gereja Santo Petrus Remu, Kota Sorong, Papua Barat Daya.
Penulis: Petrus Bolly Lamak | Editor: Milna Sari
TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Renold Aleksander Laike ditahbiskaan menjadi Imam baru di Gereja Santo Petrus Remu Sorong Kamis (18/5/2023).
Pentahbisan sakral ini ditandai dengan misa syukur di Gereja Santo Petrus Remu, Kota Sorong, Papua Barat Daya.
Misa itu dipimpin langsung oleh Uskup Keuskupan Manokwari-Sorong Mgr. Hilarion Datus Lega.
Dan didampingi oleh puluhan imam yang tergabung dalam persekutuan imam di Keuskupan Manokwari-Sorong.
Seusai misa petahbisan, Pastor Renold Aleksander Laike, Pr mengkisahkan perjalananya hingga menjadi Imam.
Salah satunya Pastor berdarah Maumere-NTT ini mengungkapkan sebuah semboyan yang memotivasi dirinya hingga mulus menjalani panggilan imamatnya.
Semboyan yang menjadi motivasi Pastor Renold Aleksander Laike, Pr datang dari sebuah club sepak bola ternama asal Inggris yakni Liverpool.
Baca juga: Renold Aleksander Laike Asal NTT Ditahbiskan Jadi Imam Baru Sausapor Tambrauw Papua Barat Daya
Semboyan club berjulukan The Reds itu adalah "You'll Never Walk Alone” artinya Kamu Tidak Akan Berjalan Sendiri.
Pastor Renold Aleksander Laike, Pr mengaku semboyan dari club yang didirikan 3 Juni 1892 itu sangat menyentuh ke hati.
"Saya menjadi imam ini termotivasi dari sebuah semboyan club sepak bola ternama yakni Liverpool tapi itu bukan club andalan saya," kata Pastor Renold Aleksander Laike, Pr kepada TribunSorong.com.
Ia bilang, panggilan itu jelas menentukan arah kaki adalah peribadi tetapi saat berjalan itu tidak sendirian.
Perjalanan ini mulai dari nol tapi semua boleh terjadi karena berkat Tuhan. Tentu perjalanan ini merupakan panggilah Tuhan yang berkenan memilihnya bekerja kebun anggur milik Tuhan.
"Tentu ada sosok yang Tuhan pake untuk hadir dalam perjalanan panggilan ini yaitu para umat sekalian dan terutama dari keluarga saya," ungkapnya.

Ia berujar, mulai dari keluarga kecil itulah terbangun komunikasai, interaksi dan akhirnya menjadi benih-benih panggilan.
Ia memiliki keyakinan keluarga selalu mendoakan sehingga pada akhirnya saya mampu melewati perjalanan panggilan yang lumayan panjang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.