Nyaris Punah, Zadrak Pertahankan Usaha Pandai Besi di Rufei Pantai Sorong

Meski menjadi warisan turun temurun warga Kampung Sowek, Distrik Kepulauan Aruri, Kabupaten Supyori, Papua, kini generasi mudanya tak melanjutkannya.

|
Penulis: Safwan | Editor: Milna Sari
TRIBUNSORONG.COM/SAFWAN ASHARI
Pandai besi tradisional di Komplek Rufei Pantai, Distrik Sorong Barat, Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, nyaris punah, Minggu (21/5/2023). 

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Pandai besi tradisional di Komplek Rufei Pantai, Distrik Sorong Barat, Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, nyaris punah.

Meski menjadi warisan turun temurun warga Kampung Sowek, Distrik Kepulauan Aruri, Kabupaten Supyori, Papua, kini generasi mudanya tak melanjutkannya.

Kondisi itu diakui Pandai Besi Zadrak Wambrauw (66) saat ditemui TribunSorong.com di Rufei Pantai, Kota Sorong, Papua Barat Daya.

Baca juga: Berawal Belajar Bahasa, Perempuan Ini Menikah Dengan Pria Korea Selatan di Sorong Papua Barat Daya

"Awal mula pandai besi tradisional asal Sowek masuk di Kota Sorong, Papua Barat Daya, sejak tahun 70-an silam," ujar Zadrak, Minggu (21/5/2023).

Pada generasi pertama jumlah yang menjadi pandai besi tradisional tahun 70-an di Rufei, Sorong, lebih dari 20 orang.

Seiring berjalannya waktu, kondisi para pandai besi tradisional di Rufei Pantai, Sorong, mulai berkurang hingga 2023 ini jumlahnya hanya tersisa lima orang.

"Padahal hasil dari pandai besi tradisional seperti parang, gelang, tombak, sabit, kalawai, parut kelapa, dan dodos, sudah banyak menghasilkan TNI Polri," tuturnya.

Pada 1999 silam, penghasilan para pandai besi tradisional di Rufei Pantai dikisaran Rp700.000 per satu kerajinan parang.

Kini, penghasilan dari kerja menjadi pandai besi tradisional berada dikisaran Rp4 juta.

Hanya saja, jumlah pada pandai besi tradisional di Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, sudah mulai termakan oleh zaman.

Sebagai generasi yang ketiga, Zadrak merasa miris lantaran warisan dari Sowek kini berangsur-angsur ditinggalkan.

"Kita sekolahkan anak-anak hingga berhasil dari hasil peras keringat di tengah abu dan asap di Rufei Pantai, namun kini kondisinya sudah menjadi minoritas," jelasnya.

Ayah enam anak ini menilai, kondisi zaman yang serba modern harus dilanjutkan dan tetap dipertahankan di Kota Sorong.

Pasalnya, kerajinan yang dibuat oleh para pandai besi tradisional bukan hanya karya biasa, namun juga bisa dipakai sebagai mas kawin saat meminang perempuan.

Tak hanya itu, pria lulusan VPS Korido Biak Supiori ini mengaku, selama berada di Kota Sorong, para pandai besi tradisional tak kunjung diperhatikan oleh pemerintah.

"Kita di sini berharap generasi muda harus bisa melanjutkan kegiatan ini dan harus diperhatikan oleh pemerintah Sorong," pungkasnya.(tribunsorong.com/safwan)

Sumber: TribunSorong
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved