Berita Papua
Kisah Kader Malaria Papua, Jalan Kaki Lewati Bukit dan Sungai Pikul Sekarung Kelambu untuk Warga
Selama bertugas, menurut Frengki, ia banyak menghadapi rintangan. Terutama soal akses jalan untuk menjangkau kampung Akarinda.
TRIBUNSORONG.COM - Sudah dua tahun jadi kader Juru Malaria Desa (JMD) di hutan Papua.
Ia jadi kader JMD di di kampung halamannya, yaitu Kampung Akarinda, Distrik Yaffi, Kabupaten Keerom.
Ia tergabung sebagai kader malaria dari Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia (Perdhaki) Keuskupan Jayapura, berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Keerom.
Menjadi Kader JMD bukanlah hal yang mudah di Tanah Papua.
Baca juga: Buka Lokakarya Juknis Integrasi Aids, Tuberkulosis, dan Malaria, Edison Siagian: Ini Penting
Selama bertugas, menurut Frengki, ia banyak menghadapi rintangan. Terutama soal akses jalan untuk menjangkau kampung Akarinda.
Menurut Frengki, untuk sampai di kampung itu, hanya bisa dengan berjalan kaki dengan jarak tempuh satu hingga dua hari.
"Itu pun harus melewati lereng gunung dan sungai," kata Frengki, Sabtu (8/6/2023).
Baca juga: Lima Daerah di Kota Sorong Berpotensi Ditemukan Malaria, Warga Dapat Pelatihan
Meski medan begitu sulit, namun itu bukan halangan bagi Frengki, sebab untuk melayani masyarakat adalah amanah baginya.
Bahkan dia mengaku, pernah berjalan kaki memikul 1 karung berisikan 50 lembar kelambu lalu melewati medan yang sangat sulit.
Akan tetapi, dia tetap menjalaninya demi masyarakat di kampung tersebut.
"Intinya bagi saya kerja itu bukan karena uang, motivasi kerja karena uang nanti pekerjaan tidak akan selesai," kata Frengki.
Baca juga: Tambrauw dan Raja Ampat Endemis Tinggi Malaria, Pemprov Papua Barat Daya Bagikan 57 Ribu Kelambu
Menurut Frengki, tugas utamanya selama menjadi kader adalah mengontrol masyarakat agar tetap menjaga kesehatan, agar tidak mudah terkena sakit malaria.
"Tapi apabila ada yang sakit malaria, saya juga memeriksa dan memberi obat serta mengingatkan agar masyarakat terus menggunakan kelambu anti nyamuk," katanya.
Kehadirannya sebagai kader rompi ungu di kampung Akarinda semakin hari mendapat respon positif dari masyarakat.
Selain akses jalan yang begitu sulit, menurut Frengki, kesulitan yang dialami juga adalah untuk melakukan pelaporan kinerjanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.