Potensi Maybrat

Kandidat Doktor IPB Soroti Rendahnya PAD Maybrat, Afia Eksemina Tahoba: Potensi Ekosistemnya Tinggi

Intelektual muda asal Maybrat sekaligus kandidat doktor IPB, Afia Eksemina Tahoba menyoroti PAD Maybrat yang begitu rendah.

|
Penulis: Desianus Watho | Editor: Rahman Hakim
Istimewa
Afia Eksemina Tahoba, calon doktor Ilmu Pengelolaan Sumber Daya Alam IPB, Jumat (4/8/2023). 

TRIBUNSORONG.COM, KUMURKEK - Intelektual muda asal Maybrat, Papua Barat Daya, Afia Eksemina Tahoba menyoroti pendapatan asli daerah (PAD) masih rendah.

Ia merupakan kandidat doktor di program studi Ilmu Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan (PSL) Institut Pertanian Bogor (IPB) dan juga  pengurus Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi  Papua Barat Daya.

Pj Bupati Maybrat Dr Bernhard E Rondonuwu sebelumnya telah menyebutkan bahwa PAD Maybrat per tahun Rp150 juta.

Afia Eksemina Tahoba mengatakan, data BPS dari 2018 sampai 2020 tercatat Kabupaten Maybrat PAD paling rendah di Papua Barat.

Tidak hanya itu, berdasarkan data BPS tingkat kemiskinan paling tinggi juga terdapat di Kabupaten Maybrat.

"Kita lihat Maybrat itu punya potensi ekosistem yang gila looo. Tingkat dunia," ujar Afia Eksemina Tahoba via telepon, Jumat (4/8/2023) malam.

Baca juga: Kunjungi Command Center Sumedang, Pj Bupati Bernhard Serius Benahi Sistem Data di Maybrat

Ia melanjutkan, bahwa Kabupaten Maybrat sebenarnya kaya akan hasil alam, potensi masyarakat, naun sayangnya banyak orang yang tidak tahupotensi tersebut.

Bahkan beberapa  publikasi internasional yang berkaitan dengan Maybrat, menurut Afia Eksemina Tahoba banyak ditemui bahwa Maybrat memiliki Geopark setingkat Nasional yang tidak kalah menariknya dari Raja Ampat.

"Ada banyak goa, mata air, sungai yg jernih seperti kaca, telaga dan danau yang tentunya itu merupakan  potensi ekowisata Karst," sebutnya kepada tribunsorong.com.

Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa setiap danau dan telaga mempunyai ikan asli, udang dan kura-kura yang dijual harganya tinggi di pasaran internasional sebagai ikan hias.

"Bukan berarti kita jual, tidak, kita jaga dia melalui sektor pariwisata yaitu Ekowisata  Karst atau Geopark hingga jumlahnya banyak baru kita ekspor.

Ketika saya baca di media bahwa PAD di Maybrat rendah, dan tingkat kemiskinan tinggi itu membuat saya merasa sedih dan prihatin," sambungnya.

Sebagaimana diketahui, Kabupaten Maybrat sudah 14 tahun menjadi daerah otonomi sendiri tapi belum bisa menaikan PAD padahal potensi Pariwisatanya  luar biasa.

Indikator yang dipakai untuk mengukur hal tersebut adalah tingkat konsumsi beras yang tinggi atau tingkat ketergantungan terhadap pangan pokok yaitu beras.

"Karena jika kita banyak membeli beras, maka otomatis kita miskin, karena kebanyakan  orang Maybrat sudah tidak berkebun lagi jadinya harus membeli beras," tutur Afia Eksemina Tahoba ketika dikonfirmasi.

Baca juga: Pj Bupati Maybrat Diundang Dirjen Otda Kemendagri, Bahas Kewenangan Mutasi dan Isu-isu Strategis

Putri Maybrat, Afia Eksemina Tahoba calon doktor Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam IPB, Jumat (4/8/2023).
Putri Maybrat, Afia Eksemina Tahoba calon doktor Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam IPB, Jumat (4/8/2023). (Istimewa)
Halaman
12
Sumber: TribunSorong
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved