Cerita Harun Sapua Tokoh Masyarakat Misool Selatan tentang Fakta Kandasnya KM Sabuk Nusantara 75

Kesaksian tokoh masyarakat Misool Selatan, Harun Sapua terkait kronologi Kandasnya KM Sabuk Nusantara 75.

Penulis: Willem Oscar Makatita | Editor: Intan
Tribunsorong.com
Cerita tokoh masyarakat Kampung Harapan Jaya Misool Selatan, Harun Sapua, terkait KM KM Sabuk Nusantara 75. 

TRIBUNSORONG.COM, WAISAI- KM Sabuk Nusantara 75 yang kandas pada Sabtu (19/8/2023) di perairan kampung Yellu Misool Selatan Kabupaten Raja Ampat sekira pukul 20.00 WIT, ternyata memiliki cerita menarik.

Sebelumnya laporan masyarakat setempat bahwa kapal milik PT Pelni itu kandas di atas terumbu karang sesaat sesudah meninggalkan Pelabuhan Kampung Yellu.

Pada pemberitaan media ini sebelumnya, menurut Manajer PT Pelni Cabang Sorong, Nurul Azhar, yang bersangkutan membantah jika ada unsur kesengajaan terkait kandasnya kapal itu.

Baca juga: Kronologi KM Terang Jaya Tenggelam di Perairan Merauke, Dihantam Ombak, Kondisi Terkini Para Korban

Kata Nurul Azhar, KM Sabuk Nusantara 75, saat berlabuh di depan kampung Yellu, kapal terbawa arus ke perairan yang dangkal akibat angin dan arus laut.

"Kapal ketika berlabuh jangkar terkena angin kuat, sehingga kapal tertarik sedikit ke daerah yang dangkal. Cuma sebentar saja, kemudian keluar sendiri dari kedangkalan," ujar Manajer PT Pelni Cabang Sorong.

Ilustrasi kapal tenggelam
Ilustrasi kapal tenggelam (Kompas.com)

Ternyata di balik kandasnya kapal Sabuk Nusantara 75 di depan Kampung Yellu itu, ada cerita menarik dari kandasnya kapal tersebut.

Harun Sapua, salah satu Tokoh Masyarakat Kampung Harapan Jaya Misool Selatan, mengisahkan kronologis kandasnya kapal milik PT Pelni itu di antara pulau Yefgag (telaga) dan Yaganan Kampung Yellu.

"Saat itu angin dan arus memang sangat kencang dan waktu itu terjadi pada malam hari dan di depan Yellu itu banyak pulau ada Yefgag dan Yaganan sehingga kapal mulai goyang," ujar Harun Sapua.

Baca juga: SOSOK Mayjen TNI Ilyas Alamsyah Harahap Tiba di Manokwari Bersama Istri, Disambut Tarian Papua

Diceritakan, pada saat jangkar dinaikan dirinya sedang minum kopi di kapal.

Ia mengira kapal sudah mulai jalan rupanya kekuatan angin dan arus lebih cepat dari kecepatan kapal.

"Jadi waktu kapal maju, bertepatan dengan angin dan arus yang begitu kencang melebihi kecepatan kapal, sesaat kemudian mulai terasa dari haluan kanan kapal, tiba-tiba kapal terseret dan kandas,"

Menurut Sapua, kandasnya KM Sabuk Nusantara 75 bukan karena unsur kesengajaan melainkan murni faktor alam.

Bersamaan dengan hal itu, kata Harun Sapua, ketika itu situasi laut di perairan Yellu dalam keadaan surut, sehingga air laut dangkal.

"Kebetulan saat itu air laut sedang meti (surut) ditambah angin kencang, akibatnya kapal terseret dibawa arus," terang sosok yang bergaya nyentrik itu.

Harun berharap persoalan itu tidak dipolitisir, karena kasus kandasnya kapal Sabuk Nusantara 75 itu murni karena faktor alam.

"Terkait persoalan kandasnya kapal ini, saya berharap tidak ada yang mempolitisir, karena hal ini murni karena faktor alam dan tidak ada unsur kesengajaan," tegas sosok yang pernah bekerja di bidang maritim itu.

(Tribun Sorong.com/Willem Oscar Makatita)

 

Sumber: TribunSorong
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved