Bocah Tanpa Anus di Raja Ampat
Dinkes Papua Barat Daya akan Bantu Pengobatan Balita Tanpa Anus
Balita ini diketahui anak ketiga dari Alfonsina Drimlol (27) yang mengalami cacat sejak lahir.
Penulis: Petrus Bolly Lamak | Editor: Milna Sari
TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat Daya akan membantu Balita berusia tiga tahun berinisial OM.
Balita ini diketahui anak ketiga dari Alfonsina Drimlol (27) yang mengalami cacat sejak lahir.
Balita OM tidak memiliki anus sebagaimana bayi normal pada umumnya.
Baca juga: Pemkab Raja Ampat Klarifikasi Soal Pemberitaan Balita 3 Tahun Hidup Tanpa Anus
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat Daya, Naomi Netty Howay menyampaikan sudah menemui keluarga OM, anggota DPRD Papua Barat, Abdulah Gazam dan pihak BPJS Kesehatan di kantor Dinkes, Selasa (24/10/23).
Ia berujar, seharusnya persoalan ini dapat ditangani terlebih dahulu ditingkat kota atau kabupaten karena ada dalam anggaran DPA atau Otsus Dinas Kabupaten/Kota.
Baca juga: Boca Asal Misool Tak Punya Anus, Komnas Anak Soroti Fasilitas Kesehatan di Geopart Raja Ampat
Namun karena telah menjadi viral, maka pihak Provinsi akan berusaha membantu akomodasi pihak keluarga selama proses pengobatan dan penyembuhan.
"Pada prinsipnya, hal ini bukan hal baru bagi Kami karena beberapa bulan lalu juga ada kasus yang sama. Kami dari Dinkes bisa membantu dalam hal fasilitasi konsultasi dokter bedah di RSUD Sele Be Solu untuk pemeriksaan ulang," katanya kepada wartawan.
Baca juga: Pilu Balita Asal Raja Ampat Tak Punya Anus, Abdullah Gazam: Kita Tak Bisa Duduk Manis Tunggu Rakyat
Naomi Netty Howay mengatakan atas kejadian ini, pihak Dinkes Provinsi telah melaporkan ke Gubernur terkait rujukan pasien-pasien yang tidak bisa ditangani Kabupaten/Kota makan akan ditangani pihak provinsi dengan anggaran rujukan pasien.
Alfonsina Drimlol ibu dari balita OM mengaku bahwa anaknya divonis tidak memiliki anus sejak dilahirkan di RSUD Kabupaten Sorong pada 2020.
Baca juga: 3 Tahun Anak Hidup Tanpa Anus, Isak Tangis Bahagia Mama asal Raja Ampat Pecah di Sorong
Sejak itu anaknya menjalani operasi pertamanya dengan pembuatan lubang anus di bagian perut.
Akibat keterbatasan biaya dan administrasi kependudukan warga Misool yang belum memiliki catatan sipil pernikahan dan belum memiliki Kartu Keluarga ini hanya pasrah menunggu nasib.
Ia hanya membawa anaknya berobat di Puskesmas tempat tinggalnya tanpa ada kelanjutan atau upaya membawanya berobat ke Rumah Sakit.
Akhirnya bertemu saudaranya yang tinggal di Sorong. Kepada saudaranya, AD mencurahkan bebannya.
"Sehingga saudaranya bertemu Mama Chika selaku sahabat Abdulah Gazam, anggota DPRD Provinsi Papua Barat," ungkapnya.
Ia mengakui bahwa karena tidak memiliki administrasi kependudukan, maka OM dimasukan dalam Kartu Keluarga kerabatnya di Sorong agar dapat memiliki BPJS Kesehatan.
Dia pun bersyukur berkat bantuan Abdulah Gazam anggota DPRD Papua Barat Ia dapat perhatian dari pemerintah Provinsi Papua Barat Daya.
"Saya berharap anak Saya bisa hidup normal layaknya anak-anak yang lain," harap Alfonsina. (Tribunsorong.com/petrusbollylamak)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.