Pembacokan di Kota Sorong

60 Mahasiswa Raja Ampat Merasa Terancam, Pangdam Kasuari Diminta Beri Sanksi Oknum

Mahasiswa Raja Ampat meminta Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI Ilyas Alamsyah menindak tegas pelaku penyebar laporan terkait pembacokan sadis di KM 10.

|
Penulis: Safwan | Editor: Ilma De Sabrini
TRIBUNSORONG.COM/SAFWAN ASHARI
Kondisi Asrama Raja Ampat usai insiden penyeranga, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Sabtu (18/11/2023) 

TRIBUNSORONG.COM, SORONG - Mahasiswa Raja Ampat meminta Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI Ilyas Alamsyah menindak tegas pelaku penyebar laporan terkait pembacokan sadis di Kilometer (KM) 10, Kota Sorong.

Diketahui, laporan singkat terkait kronologi pembacokan di KM 10 Kota Sorong ditujukan ke Dantim Intel Korem 181/PVT beredar di WhatsApp pascakejadian.

Pesan itu menyebut, pelaku pembacokan bernama Dima Mansen, Suku Kaimana dan beralamat tinggal di Jalan Malibela Asrama Raja Ampat, Sorong, Papua Barat Daya.

Baca juga: Pesan WhatsApp Viral, Keluarga Korban Pembacokan Salah Serang Asrama Raja Ampat di Sorong

Diduga, laporan menjadi pemicu kemarahan keluarga korban dan kembali menyerang dan nyaris membakar gedung asrama sekitar pukul 20.30 WIT, Jumat (17/11/2023).

Seorang mahasiswa Raja Ampat yang tak mau disebutkan namanya, meminta Pangdam harus memberi sanksi ke oknum penyebar pesan demi keselamatan para mahasiswa. 

Dia mengatakan, dugaan kuat pemicu serangan oleh keluarga korban pembacokan KM 10 di Asrama Mahasiswa Raja Ampat gegara laporan yang beredar di WhatsApp Group, Minggu (19/11/2023).

Mahasiswa tersebut juga menegaskan, pelaku pembacokan bernama Dima Mansen bukan merupakan penghuni Asrama Raja Ampat di Kota Sorong.

Oleh karena itu, dirinya meminta agar Pangdam turun tangan mengatasi persoalan ini dan pelaku penyebar pesan harus diadili.

Saksi mata penyerangan Asrama Raja Ampat yang juga tak mau disebutkan namanya menceritakan, sebelum insiden terjadi, dirinya duduk di sekitar lokasi kejadian.

Sekira pukul 20.00 WIT, sejumlah orang mulai berdatangan di sekitar lokasi dan menanyakan terkait penghuni asrama.

Melihat si penanya membawa alat tajam dan berbicara dengan nada tinggi, saksi itu beserta seorang temannya  langsung masuk ke rumah warga mencari perlindungan.

Baca juga: Buntut Kasus Asusila di Ponpes, Puluhan Santri Pilih Tinggalkan Asrama

Tak lama kemudian, massa sekitar lebih dari 10 orang langsung bergegas ke dalam lingkungan Asrama Mahasiswa Raja Ampat.

Massa kemudian sempat mengancam tiga penghuni asrama dengan ingin memotong mereka di lokasi kejadian.

Selang beberapa menit, massa mulai brutal dan merusak kaca hingga hendak membakar sebuah ruangan di Asrama Mahasiswa Raja Ampat.

Melihat kejadian itu mahasiswa yang tinggal di Asrama Mahasiswa Raja Ampat pun takut dan akhirnya memilih menyelamatkan diri.

Baca juga: Keluarga Korban Pembacokan Sadis Arak Jenazah ke Kantor Gubernur, Minta Polisi soal Ini

Sebanyak 60-an mahasiswa asal Raja Ampat yang mendiami asrama, kini mereka hidup terpencar di sejumlah titik di Kota Sorong, Papua Barat Daya.

Puluhan mahasiswa itu terpaksa hidup menumpang di rumah kerabat mereka, lantaran takut kejadian serupa terulang kembali.

Ia berharap, Polresta Sorong Kota dan pemerintah setempat bisa menjamin keamanan dan keselamatan mereka.

Hingga berita ini diturunkan, TribunSorong.com telah melakukan upaya konfirmasi kepada Kapenrem 181/Praja Vira Tama, namun tak kunjung mendapat respons.

Baca juga: Keluarga Korban Pembacokan KM 10 Palang Jalan, Begini Penjelasan Polisi

Sebagai informasi, sempat viral di WhatsApp Group, puluhan orang diduga keluarga korban pembacokan KM 10 melakukan pengrusakan terhadap fasilitas Asrama Mahasiswa Raja Ampat di Kota Sorong, Papua Barat Daya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunSorong.com, aksi penyerangan Asrama Raja Ampat dilakukan sekira pukul 20.30 WIT, Sabtu (18/11/2023).

Perihal kasus itu, Pemuda Raja Ampat di Kota Sorong Melfin Rojer Mambraku (25) meminta aparat kepolisian segera mencari pelaku penyerangan di asrama tersebut.

"Aksi tadi malam dilakukan puluhan orang, diduga mereka termakan isu tidak benar yang berkeluyuran di WhatsApp Group," ujar Rojer kepada TribunSorong.com di Sorong.

Ia menuturkan, aksi semalam pun telah ditindaklanjuti dengan laporan polisi (LP) oleh Kepala Dinas Pendidikan Raja Ampat, Papua Barat Daya di Polsek Sorong Timur.

Pasalnya, pesan pendek yang menyebut pelaku merupakan penghuni Asrama Raja Ampat, hingga membuat sekelompok warga menyerang asrama tersebut.

"Saya dan Kepala Dinas telah datang di Polsek Sorong Timur dan kita tegaskan bahwa pelaku tidak tinggal di Asrama Mahasiswa Raja Ampat," katanya.

Gegara pesan singkat tersebut, keluarga korban pembacokan sadis di KM 10 justru bertindak brutal di rumah para mahasiswa asal Raja Ampat.

Beruntung, aksi oknum keluarga korban yang membabi buta di Asrama Mahasiswa Raja Ampat tak memakai korban jiwa.

"Pelaku puluhan orang datangi di Asrama Mahasiswa Raja Ampat, setibanya di lokasi mereka langsung rusak fasilitas seperti jendela, pintu hingga alat elektronik," jelasnya.

Ia berharap, polisi harus bisa mencari dan menangkap pelaku perusakan serta penyebar pesan singkat di WhatsApp Group. (tribunsorong.com/safwan ashari)

Sumber: TribunSorong
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved