Sosok Hari Ini
Sosok Dokter Soedanto, 48 Tahun Layani Masyarakat Pedalaman Papua, Iklas Dibayar Sagu dan Kayu
Berhati malaikat, dokter Soedanto, mengabdikan dirinya selama 48 tahun di pedalaman Papua, dibayar sagu dan kayu.
Tapi, selama di Asmat, saya tidak sendiri. Saya ditemani beberapa tenaga medis masyarakat asli di sana," terang Soedanto kepada Tribun-Papua.com, di Jayapura, Jumat (21/01/2022).
Soedanto menceritakan masyarakat Asmat hidup dengan nilai budaya yang kental, bahkan mereka masih memakai pakaian dari rumput.
“Selama melayani, banyak masyarakat tak mampu. Mereka hanya membayar dengan sagu, ataupun kayu bakar dari hutan," katanya.
Inilah cerita awal Dokter Seribu Rupiah, yakni memberikan pelayanan kesehatan masyarakat dengan tidak memasang tarif tinggi.
Setelah mengabdi di Asmat, Soedanto pindah ke Kota Jayapura pada 1982.
Baca juga: SOSOK Lo Siaw Ging, Dokter Dermawan Meninggal Dunia Usia 90 Tahun, Kisah Haru Pasien yang Dibantu
Rumah Sakit Jiwa Abepura menjadi tempatnya melayani pasien hingga pensiun pada 2013.
Namun, ketulusannya dalam melayani pengobatan masyarakat tidak pernah padam.
Alhasil, Apotek Rahmat di Jalan Ayapo Nomor 11 Abepura, Kota Jayapura, dibuka untuk menunjang pelayanan kesehatan bagi warga Kota Jayapura.
"Apotek saya ini sudah 40 tahun. Waktu membuka praktek saat itu, rata-rata yang datang masyarakat kelas bawah, seperti pekerja bangunan, dan lain sebagainya," jelasnya.
Kata dia, di tahun itu, harga pemeriksaan diberikan bagi masyarakat cukup murah.
"Sejak 1982 hingga 1985 biayanya Rp 500. Kemudian, saya lupa di tahun berapa itu naik menjadi Rp 2.000. Saya lupa karena sudah lama sekali. Sampai baru-baru ini sudah Rp 5.000,” katanya.
Biaya pengobatan naik lantaran masyarakat saat ini sudah cukup memiliki pendapatan yang baik, dan kebutuhan keluarganya juga semakin meningkat.
"Dulu anak baru satu, kebutuhan juga masih sedikit. Tapi lama-lama anak bertambah, yah kebutuhan hidup tambah naik, seperti ongkos sekolah dan lain sebagainya, makanya baru-baru ini naik Rp 5.000," ujarnya.
Namun, menurut Soedanto, walau harga pemeriksaannya bertambah beberapa ribu, pasien yang datang ke tempat prakteknya terus meningkat.
"Setiap hari itu banyak pasien. Rata-rata 200 pasien saya periksa,” jelasnya.
Baca juga: Sosok Rizal Ramli Pernah Kerja Dipercetakan Demi Biayai Kuliah, Simak Capaian Prestasi Menterengnya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.