Citizen Reporter
Dosen ITB Ulas Tata Kelola Pangan dan Energi di Indonesia kepada Mahasiswa UNIMUDA Sorong
Ada dua narasumber dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang dihadirkan dalam perkuliahan tersebut.
Oleh: Amalia Puspita S
Mahasiswi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, UNIMUDA Sorong
TRIBUNSORONG.COM - Mahasiswa Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Pendidikan Muhammadiyah (UNIMUDA) Sorong serta mahasiswa dari beberapa program studi lainnya mendapatkan kesempatan mengikuti kuliah umum beberapa waktu lalu.
Ada dua narasumber dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang dihadirkan dalam perkuliahan tersebut.

Mereka adalah Dr Eng Nur Budi Mulyono ST MT, dosen sekolah bisnis dan manajemen (SBM) dan Ir Sanggono Adisasmito MSc PhD IPU ASEAN Eng yang merupakan dosen teknik kimia.
Pada kuliah umum tersebut, Dr Nur Budi Mulyono menyampaikan materi berjudul "Dari Ladang ke Pasar Mendesain Ulang Rantai Pasok Produk Pangan".
Dalam pemaparannya menekankan pada definisi rantai pasok.
Rantai pasok penjelasan sederhananya, menghubungkan barang yang dimiliki akan melewati satu jalur.
Misalnya hasil pertanian, rantainya dari petani ke pengepul, pakbrik, kemudian distributor hingga sampai ke konsumen atau pelanggan.
Baca juga: Letakkan Batu Pertama, Jokowi Sebut RS UNIMUDA Sorong Sangat Terintegrasi
Menurut Dr Nur Budi Mulyono, ketahanan pangan meliputi tiga pilar, pertama tersedia, kedua keterjangkauan, dan terakhir dimanfaatkan secara baik.
Pemanfaatan menjadi penting guna meminimalisir foodwaste, trend obesity yang banyak terjadi di Indonesia.
Selanjutnya, materi kuliah umum yang kedua, Ir Sanggono Adisasmito menampilkan judul "Carbon Capture Storage untuk Transisi Energi".
Baca juga: Penguatan Literasi Baca Tulis Tim PPK Ormawa Himapersada UNIMUDA di Kampung Usaha Jaya Raja Ampat
Teknologi carbon capture storage (CCS) dan carbon capture utilization and storage (CCUS) merupakan tren baru dalam menghadapi transisi energi demi mencapai target net zero emission (NZE) global.
CCUS adalah teknologi yang dapat menangkap emisi karbon dioksida (CO2) dari proses industri dan pembangkit listrik, sehingga tidak terlepas ke atmosfer.
Ir Sanggono Adisasmito dalam pemaparannya mengatakan, Indonesia menargetkan pada 2050 mengurangi CO2 secara net.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.