UNIMUDA Sorong
UNIMUDA Sorong Gelar Psikoedukasi Pencegahan Kekerasan Seksual Lewat Program “RisetMU”
Upaya itu inisiasi tim pelaksana program pengabdian kepada masyarakat melalui Program RisetMU.
Penulis: Taufik Nuhuyanan | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM, SORONG – Kasus kekerasan di Provinsi Papua Barat Daya berjumlah 62 kasus.
Data ini disajikan dalam Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI-PPA) Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) tahun 2023 di wilayah Papu Barat.
Baca juga: Polisi Gelar Rekonstruksi Pembunuhan Mahasiswa UNAMIN Sorong, Ada 24 Adegan Pelaku
Kasus-kasus kekerasan seksual juga dapat terjadi di mana saja termasuk di tempat-tempat terbilang cukup aman seperti sekolah, kampus, asrama mahasiswa, maupun tempat kerja yang mana pelakunya biasanya merupakan orang-orang yang sudah dikenal oleh korban.
Termasuk pada lembaga-lembaga kesejahteraan sosial yang mungkin jarang menjadi perhatian.
Baca juga: Lawan Kotak Kosong, Rahmat-Mochamad Terpilih Jadi Presiden dan Wapres Mahasiswa UNAMIN Sorong
Bertolak dari problem itu, Universitas Pendidikan Muhammadiyah (UNIMUDA) Sorong berupaya memberikan pengetahuan serta sikap waspada anak mengenai bahaya kekerasan seksual.
Upaya itu inisiasi tim pelaksana program pengabdian kepada masyarakat melalui Program RisetMU.
Baca juga: Respons Dekan Fakultas Hukum UNAMIN Sorong soal Demo Mahasiswa Berujung Aksi Represif Aparat
RisetMu ini adalah Program Hibah Penelitian dan Pengabdian yang diselenggarakan Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah bekerjasama dengan LPPM di Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) seluruh Indonesia.
Lewat program itu, UNIMUDA Sorong menggelar kegiatan psikoedukasi pencegahan kekerasan seksual pada anak (KSA) menggunakan media permainan board game ular tangga yang dapat disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak asuh.
Board game ular tangga itu digelar di Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Kabupaten Sorong.
Tujuanya menyediakan kesempatan bertumbuh dan berkembang bagi anak-anak asuhnya dalam berbagai aspek, termasuk peningkatan literasi mengenai isu-isu kekerasan seksual pada anak.
Ketua Tim Pelaksana Nengsih Sri Wahyuni mengatakan, sangat penting menghadirkan kewaspadaan dini pada anak asuh mengenai bahaya kekerasan seksual sebagai pencegahan sedini mungkin.
“Nantinya anak-anak asuh di Panti Muhammadiyah Putri Aimas juga dapat mengedukasi dan mengadvokasi teman-teman sebayanya dalam mencegah kekerasan seksual agar tidak lebih meluas lagi,” ujarnya kepada TribunSorong.com.com, Senin (29/7/2024).
Baca juga: 358 Pelamar Anggota PPS Pilkada Kabupaten Sorong 2024 Tes di UNIMUDA, Selebihnya di Distrik-distrik
Pengasuh Panti Muhammadiyah Putri Aimas Ustadzah Wulan juga memuji kegiatan psikoedukasi ini karena mampu membuat anak-anak lebih memahami berbagai jenis bahaya kekerasan seksual.
Salah satu anak asuh yang menjadi peserta kegiatan psikoedukasi juga mengaku gembira saat diberikan edukasi pencegahan seksual sambil bermain ular tangga psikoedukasi.
Baca juga: ChECISCo dan Seminar K3 Teknik Kimia UNIMUDA Sorong Ajang Asah Kreativitas Pelajar dan Mahasiswa
Menurutnya, media permainan ini sangat menyenangkan dan akan bermanfaat untuk peningkatan pengetahuan anak di Panti Muhammadiyah Putri Aimas. (tribunsorong.com/taufik nuhuyanan)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.