Organisasi Pemuda

Raja Yogyakarta Sri Sultan HB X dan Para Ketum Pemuda Lintas Agama Kumpul di Gunung Merapi, Ada Apa?

Para pimpinan pusat organisasi pemuda ini hadir di Merapi atas undangan pihak keraton yang merupakan pertemuan bersejarah setelah 80 tahun.

Editor: Jariyanto
ISTIMEWA
Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X bersama para ketua umum organisasi pemuda lintas agama ke Gunung Merapi tepatnya di Nawang Jagad, Kaliurang, Pakembinangun, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Senin (20/1/2025). 

"Kalau kebijakannya rusak ya hancur pula alam semesta ciptaan- Nya. Alam harus kita selamatkan. Dalam arti kalau kita mengambil manfaatnya jangan sampai kita merusaknya. Harus menjaga," katanya. 

Kedua, lanjut Sultan HB X, darma sifat-sifat keutamaan itu yang memungkinkan bangsa dan negara tetap lestari.

Ketiga, keselamatan manusia hanya dimungkinkan karena rasa kemanusiaan. 

Baca juga: Sejarah Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, Organisasi Pemuda di Indonesia, Lengkap Isi Teks dan Maknanya

Memayu hayuning bawana, kata Sultan HB X, oleh UNESCO digunakan istilah sustainable development atau pertumbuhanan yang berkelanjutan.

"Oleh karena itu, air, pohon dan lingkungan harus dijaga bersama demi peradaban manusia," ucap Sri Sultan HB X.

Ketua Pelaksana, RM Gusthilantika Marrel Suryokusumo dalam sambutannya mengungkapkan ide kegiatan penanaman pohon ini.

Mas Marrel, demikian ia akrab disapa, mengatakan bahwa inisiatif kegiatan tercetus pada pertemuan dirinya dengan tujuh pimpinan organisasi pemuda lintas iman pada Desember 2024 lalu di Minomartani, Sleman, Yogyakarta.

Pertemuan itu terjadi saat organisasi pemuda lintas agama mengadakan kunjungan silaturahmi menjelang natal ke Gereja Kristen Jawa, Minomartani. 

"Dalam sebuah perbincangan kami munculah ide untuk memulai tahun 2025 dengan secara simbolik menanam pohon demi ketahanan air. Maka tema acara pagi ini adalah 'Air untuk Masa Depan Peradaban'," katanya.

Ia menambahkan, awal lahirnya Bebadan Pangreksa Loka merupakan "dhawuh" dan inisiatif Ngarso Dalem Sri Sultan HB X dan Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi bahwa semakin berkembangnya jaman tantangannya pun semakin berkembang dan bervariasi.

"Itu alasan dibentuknya suatu badan di dalam Keraton di bawah naungan GKR Mangkubumi yang secara spesifik diperuntukkan salah satunya untuk menanggulangi permasalahan lingkungan," ujarnya.

GKR Mangkubumi dalam sambutannya mengapresiasi penanaman 100 pohon di Nawang Jagad.

Ia menjelaskan KHP Datu Dana Suyasa mengurusi soal tanah dan bangunan, di dalamnya ada kantor yang menangangi urusan soal tanah.

"Kemudian ada yang mengurusi restorasi bangunan, juga da yang mendata situs, pesangrahan, dan area atau kawasan heritage. Selain itu juga ada unit yang mengurusi lingkungan," katanya. 

Baca juga: KPK Cegah Korupsi di Papua Barat Daya, Libatkan Pemuda dan LSM

GKR Mangkubumi menginginkan lebih banyak lagi pohon yang ditanam karena sejak erupsi Merapi tahun 2010 banyak sekali alur sungai yang tertutup.

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved