Hikmah Ramadan 2025

Hikmah Ramadan: Merawat Kemabruran Puasa bagian 1, Meneguhkan Visi Kehidupan

Spirit Ramadan, kemabruran amaliah yang telah kita lakukan di dalamnya sedapat mungkin tetap dipetahankan meskipun bulan Ramadan telah berlalu. 

|
Editor: Jariyanto
freepik
PUKA PUASA - Ilustrasi berbuka puasa. Umat muslim mengawali ibadah puasa Ramadan 1446 Hijirah pada Sabtu (1/3/2025) hari ini. 

Oleh: Prof., Dr., K.H Nasaruddin Umar, M.A. (Menteri Agama RI)

TRIBUNSORONG.COM - Spirit Ramadan, kemabruran amaliah yang telah kita lakukan di dalamnya sedapat mungkin tetap dipetahankan meskipun bulan Ramadan telah berlalu. 

Kemambruran suatu ibadah sangat ditentukan oleh kemampuan seseorang mengelola kalbunya.

Jika seseorang mampu mengelola kalbunya secara baik tentu kemabruran ubudiyah di dalamnya tetap bertahan, namun jika seseorang gagal mengelola kalbunya akan lebih mudah kehilangan kemabruran ubudiyahnya. 

Kemampuan seseorang untuk dapat merawat kalbu dan pikiran sangat menentukan kemabruran martabat tersebut.

Baca juga: Pengurus Masjid Raodah Sorong Gelar Tarawih Perdana Usai Hasil Sidang Isbat Ramadan 1446 H Diumumkan

Al-Qur'an mengingatkan kita, perlunya merawat indera batin kita, sebagaimana diingatkan dalam ayat"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai" (Q.S. al-A’raf/7:179).

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam merawat kemabruran ibadah ialah ketegasan di dalam menentukan visi hidup. Allah SWT menegaskan sebuah pertanyaan substansial kepada manusia di dalam sebuah ayat berdiri sendiri: “Maka kalian mau kemana?” (Q.S. al-Takwir/81:26).

Pertanyaan Tuhan ini, bukan menanyakan sebuah perjalanan pendek tetapi road map kehidupan kita.

Baca juga: Hilal Tak Terlihat di Sorong, Awal Ramadan Tunggu Putusan Pemerintah Pusat

Arah perjalanan hidup ini mau ke mana? Tentu bukan hanya kehidupan duniawi kita yang berjangka pendek tetapi perjalanan panjang kehidupan ini sampai di hari akhirat tanpa batas. 

Hidup ini tidak lain adalah sebuah perjalanan panjang sebagaimana di dalam firman Allah SWT, "Tidakkah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka?" (Q.S. Yusuf/12:109).

Dalam ayat lain Allah SWT menyerukan setiap orang untuk menjalani kehidupannya dengan memahami petunjuk (directions) yang Allah SWT sendiri berikan sebagai sarana di dalam menempuh perjalanan itu, sebagai aman disebutkan: "Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunah Allah; karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)" (Q.S. Ali ‘Imran/3:137).

Pengetahuan amat diperlukan dalam menjalani visi kehidupan ini. Pengetahuan dan directions itu sudah diletakkan Allah SWT di sekitar diri kita: Dan (juga) pada dirimu sendiri.

"Maka apakah kamu tiada memperhatikan?" (Q.S. al-Dzariyat/51:21).

Dalam ayat lain disebutkan, "Siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepada kalian? Apakah kalian tidak mendengar?" (Q.S. al-Qashash/28:71).

Baca juga: Progran KURMAF segera Diluncurkan, Dakwah Kekinian di Bulan Ramadan

Directions paling nyata sesungguhnya ialah Al-Qur'an, "Apakah mereka tidak mengkaji Al Qur'an? (Q.S. al-Nisa’/4:82).

Kita tinggal diminta untuk berpikir memikirkan directions itu: "Apakah kalian tidak berfikir?" (Q.S. Yasin/32:62).

"Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Maka apakah kamu tidak memikirkan (nya)?" (Q.S.al-An’am/6:50).

Baca juga: 90 Ucapan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadan 1446 H / 2025 Bahasa Indonesia, Inggris, dan Arab

Ayat-ayat di atas cukup menjadi dasar dan sekaligus menjadi keyakinan bagi kita bahwa hidup ini bukanlah sesuatu tanpa tujuan.

Kita diminta untuk menempuh perjalanan hidup ini dengan baik dan benar jika kita ingin berhasil.

Hidup ini tidak bisa ditempuh secara sembrono tanpa tujuan dan mekanisme untuk mencapai tujuan itu.

Baca juga: Jelang Ramadan, Loka POM Sorong Papua Barat Daya Perketat Pengawasan Takjil di Pasaran

Allah menciptakan sesuatu di dalam diri kita sesuatu yang amat penting. Jika sesuatu itu berhasil maka berhasillah totalitas kehidupan ini, dan jika itu gagal maka gagallah total kehidupan ini.

Sesuatu itu menurut Rasulullah saw ialah kalbu kita. Mari kita memanaj kalbu sebaik-baiknya. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved