Ramadan 2025

Merawat Kemabruran Puasa bagian 17: Dari Mukhlish ke Mukhlash

Kata mukhlish dan mukhlash berasal dari akar kata akhlasha-yukhlishu, berarti tulus, jujur, jernih, bersih, dan murni.

Editor: Jariyanto
FREEPIK
BERI BANTUAN - Ilustrasi memberi bantuan kepada sesama. Memberi harus disertai keikhlasan agar mendapatkan pahala. Kata mukhlish dan mukhlash berasal dari akar kata akhlasha-yukhlishu, berarti tulus, jujur, jernih, bersih, dan murni. 

“Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tiada melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih (al-mukhlashin)” (Q.S. Yusuf/12:24).

Ayat di atas terkait dengan hubungan antara Yusuf yang dijebak  oleh isteri raja di dalam kamar kosong karena terpesona ketanpanannya.

Dalam keadaan sepi, aman, disertai adanya kemauan, maka hampir saja perbuatan tercela (zina) itu terjadi, namun Allah SWT yang proaktif melindungi Nabi Yusuf.

Baca juga: Merawat Kemabruran Puasa bagian 13: Antara Istigfar dan Taubat

Cobaan yang berat bagi Nabi Yusuf mampu dilewatinya, bukan karena kemampuannya untuk menahan diri tetapi lebih karena pertolongan Allah SWT.

Dalam ayat lain, Allah SWTmenyatakan: “Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlas di antara mereka" (Q.S. al-Hijr/15:39-40).

Baca juga: Merawat Kemabruran Puasa bagian 11: Hikmah di Balik Penolakan Doa

Sejalan dengan ayat lainnya: “Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlas di antara mereka” (Q.S. Shad/38:82-83).

Ada beberapa ayat lagi yang seirama dengan ayat ini, kesemuanya nenandakan bahwa di atas langit masih ada langit.

Kita tidak boleh berpuas diri dengan perestasi yang sudah kita miliki. (*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved