Penggunaan Kotak Plastik MBG Hanya Sementara, Ompreng dari Pusat Segera Gantikan

Selain itu, ia mengingatkan mitra penyedia makanan untuk menggunakan bahan baku dari daerah sendiri demi mendorong perekonomian lokal. 

“Sayur, ikan, dan buah sebaiknya diambil dari petani lokal Kabupaten Jayapura,” imbuhnya.

Baca juga: Pemkab Maybrat Dukung Penuh Program Makan Bergizi Gratis dan Pendidikan Gratis

Ketua Yayasan Pelita Prabu Berjaya Indonesia Yance Wenggi menjelaskan, bahwa pihaknya bertanggung jawab menyiapkan bahan mentah dari vendor, memasak, mengemas, hingga mendistribusikan makanan ke sekolah.

Target mereka adalah memberi makan kepada 3.500 siswa di empat sekolah di wilayah Sentani dan Doyo, Distrik Waibhu, sesuai arahan Badan Gizi Nasional (BGN).

Untuk melayani ribuan siswa tersebut, yayasan mengerahkan 47 tenaga dapur, termasuk anggota SPPG dan Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI). 

Yance juga menegaskan bahwa pengemasan makanan menggunakan wadah plastik hanya bersifat sementara, sambil menunggu pengiriman ompreng dari pusat.

“Kotak makan plastik ini aman, dan hanya digunakan selama dua minggu,” katanya.

Guna menjamin keamanan makanan, proses pengolahan di dapur diawasi ketat melalui kamera CCTV. 

“Kami pastikan kebersihan dan keamanan makanan sebelum didistribusikan,” tegasnya.

Baca juga: Sikap LMA Papua Barat Daya soal Program Makan Bergizi Gratis

Terkait harga per porsi MBG, Yance mengungkapkan bahwa sejauh ini belum ada ketetapan pasti. 

“Harga masih menunggu koordinasi dengan SPPG dan BGN, disesuaikan dengan indeks harga pangan daerah,” ujarnya. (*)