Sejarah
Historiografi di Balik Kokohnya Tugu Merah Putih di Kampung Wersar Sorong Selatan
Kampung Wersar yang berjarak sekitar 5,4 km dari ibu kota Teminabuan adalah tempat pertama kali bendera Merah Putih dikibarkan di wilayah Irian Barat.
Penulis: Astri | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM, TEMINABUAN - Di tengah hamparan hijau yang membentang di Kabupaten Sorong Selatan, tersembunyi sebuah kampung bersejarah yang menjadi saksi bisu perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kembali Irian Barat.
Baca juga: Pemprov Papua Barat Daya bersama Pemkab Sorong Selatan Komitmen Wujudkan Program-program Prioritas
Kampung Wersar yang berjarak sekitar 5,4 km dari ibu kota Teminabuan adalah tempat pertama kali Bendera Merah Putih dikibarkan di wilayah Irian Barat.
Peristiwa bersejarah ini dikenal sebagai Operasi Srigala, bagian dari misi Tri Komando Rakyat (Trikora) yang dilaksanakan oleh Pasukan Gerak Tjepat (PGT) dari Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI).
Baca juga: Gubernur Elisa Kambu Canangkan Distrik di Sorong Selatan Ini sebagai Daerah Lumbung Pertanian
Misi ini bertujuan mengembalikan Irian Barat ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari kekuasaan Belanda.
Pada 19 Mei 1962 pukul 01.00 dini hari, sebanyak 81 anggota PGT yang dipimpin oleh Letnan Muda (LMU) II Soehadi bertolak dari Pangkalan Udara Ambon menggunakan pesawat C-130 Hercules, menuju titik penerjunan di Kampung Wersar.
“Saat itu, sekitar pukul 03.30, ada sesuatu yang jatuh dan menabrak pondok warga yang terbuat dari daun nipah. Saat kami periksa, ternyata itu adalah tentara yang diterjunkan dari udara,” ujar Agustinus Thesia, saksi hidup yang kala itu masih remaja.
Kondisi geografis Kampung Wersar yang dipenuhi rawa-rawa dan hutan lebat menyulitkan proses pendaratan.
Beberapa anggota pasukan tersangkut di pepohonan, tercebur ke rawa, bahkan ada yang secara tidak sengaja mendarat di pos Belanda dan langsung ditangkap.
“Ada yang teriak minta tolong. Kami cari sumber suaranya, ternyata ada tentara yang tersangkut di pohon bakau, terikat tali parasut. Kami bantu turunkan mereka. Ada juga yang jatuh di markas Belanda,” tambah Agustinus.
Baca juga: Video Bupati Sorong Selatan Petronela Krenak Pulang Rumah Naik Ojek Tuai Pujian Netizen
Agustinus yang ditemui TribunSorong di Tugu Merah Putih, Rabu (28/5/2025), menceritakan suasana subuh kala itu.
Langit Teminabuan dipenuhi parasut, suasana kampung dipenuhi bunyi peluit, dan kegemparan menyelimuti warga.
Baca juga: Pengukuhan Wakil Ketua I dan II DPRK Sorong Selatan, Berikut Pesan Bupati Petronela dan Gubernur
Meski banyak anggota PGT yang gugur, serangan mendadak tersebut berhasil memukul mundur pasukan Belanda yang saat itu bermarkas di Kampung Wersar.
Setelah wilayah tersebut berhasil dikuasai, bendera Merah Putih dikibarkan pada tanggal 21 Mei 1962 di tiang setinggi 4 meter menandai tonggak penting sejarah Indonesia di tanah Papua.
Tak lama setelah peristiwa tersebut, warga merasa tidak aman dan memilih mengungsi ke daerah Serbau dan sekitarnya selama kurang lebih empat bulan.
Sementara itu, pasukan PGT yang selamat bergerilya di hutan.
Baca juga: Bupati dan Gubernur Papua Barat Daya Resmikan Program Sekolah Gratis di Sorong Selatan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.