Ekonomi Papua Barat Daya

Berawal Coba-coba, Mama Albertina Sukses Kembangkan Usaha Kue Sagu Sejak 2022 di Sorong Selatan

Seorang ibu rumah tangga di Kabupaten Sorong Selatan Mama Albertina mengembangkan usaha pembuatan kue berbahan dasar sagu.

|
Penulis: Astri | Editor: Petrus Bolly Lamak
TRIBUNSORONG.COM/ASTRI
PENGUSAHA KUE KERING - Mama Albertina Thesia, penggiat usaha kue kering berbahan dasar sagu di Kampung Wermith, Distrik Teminabuan, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat Daya. 

TRIBUNSORONG.COM, TEMINABUAN - Seorang ibu rumah tangga di Kampung Wermith, Distrik Teminabuan, Kabupaten Sorong Selatan Mama Albertina mengembangkan usaha pembuatan kue berbahan dasar sagu.

Baca juga: Gebuk Bhayangkara Nafombi 6-2, Tim Futsal Dishub Sorong Selatan Sabet Juara I BPKAD Cup 2025

Awalnya, sebatas dikonsumsi pribadi saat hari raya kemudian berkembang menjadi usaha.

Mama Albertina bercerita, usahanya bermula dari idenya menciptakan sesuatu yang baru. 

Baca juga: Tekad Masyarakat Adat Sorong Selatan Berjuang Tolak Konsesi Sawit, Hutan sebagai Sumber Hidup

Ia percaya kearifan lokal seperti sagu memiliki potensi besar menjadi ikon ekonomi kreatif. 

“Mama hanya pikirkan bagaimana kita harus bisa membuat kue dari sagu. Akhirnya mama coba-coba dan berhasil," ujarnya.

Dari dapur sederhananya, lahir berbagai varian kue kering inovatif, seperti keju sagu, kedelai sagu, kacang hijau sagu, kacang tanah sagu, dan rose sagu. 

Kue kering dijual Rp100 ribu, sementara kue rose sagu klasik dibandrol Rp30.000.

Baca juga: Mama-mama dan Remaja Kampung Nambro Sorong Selatan Belajar Bikin Kerajinan Manik-manik dan Mahkota

Kue-kue tersebut bisa didapatkan di pasar lokal Teminabuan atau lewat pemesanan.

“Ada juga yang pesan lewat telepon untuk dijadikan oleh-oleh khas Sorong Selatan, seperti ke Jayapura dan Bandung,” katanya.

Baca juga: LMA Tehit Sorong Selatan Sosialisasi Asta Cita Prabowo-Gibran, Dukung Implementasi 3 Program

Dirintis tahun 2022, usaha Albertina dijalankan bersama suami dan anak-anaknya.

Proses produksi tradisional, dalam sepekan bisa membuat 70 cup kue. 

“Dari leluhur sudah diajarkan cara bikin tepung sagu, dan sampai sekarang masih pakai cara itu meskipun prosesnya memakan waktu banyak, sesuai kondisi cuaca,” ujarnya.

Baca juga: 4 Poin Pernyataan Sikap Masyarakat Adat Tehit Sorong Selatan soal Operasional Perusahaan Sawit

Dalam usaha yang terus ia kembangkan, Mama Albertina masih menghadapi beberapa tantangan.

Belum ada rumah khusus produksi sehingga ruang geraknya terbatas. 

“Produksi belum maksimal karena dapatkan bahan utama sagu masih pakai cara tradisional,” ucapnya.

Baca juga: Pas Hari Sumpah Pemuda: Aliansi Pemuda dan Masyarakat Adat Sorong Selatan Demo Tolak Investor Sawit

Ia berharap ada perhatian khusus bagi para perempuan Papua, berjuang membangun usaha serupa. (tribunsorong.com/astri)

Sumber: TribunSorong
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved