OPM di Tanah Papua

Panglima OPM Goliath Tabuni: Kami Siap Dihukum, Tapi Papua Juga Harus Didengar

Ia juga bertanggung jawab atas konflik bersenjata kontra aparat keamanan Indonesia yang belum selesai.

Dok. Istimewa
PANGLIMA OPM- Panglima Tinggi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) - Organisasi Papua Merdeka (OPM), Goliath Tabuni, mengajak Presiden RI Prabowo Subianto dialopg soal penentuan nasib Papua. 

TRIBUNSORONG.COM – Panglima Tinggi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) -Organisasi Papua Merdeka (OPM) Goliath Tabuni menyatakan siap diadili di pengadilan internasional jika terbukti bersalah. 

Baca juga: Bertahun-tahun Pelarian di Hutan Maybrat, Danyon Ayosami OPM Kodap IV/Sorong Raya Kembali ke NKRI

Ia juga bertanggung jawab atas konflik bersenjata kontra aparat keamanan Indonesia yang belum selesai.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam siaran pers kedua yang dikeluarkan oleh Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB lewat juru bicaranya Sebby Sambom, Kamis (29/5/2025). 

Baca juga: 2 Pendulang Emas Selamat dari Pembantaian OPM, 8 Hari Sembunyi di Hutan Yahukimo

Goliath Tabuni menegaskan, bahwa aksi bersenjata yang dilakukan TPNPB merupakan bentuk pembelaan diri atas apa yang mereka klaim sebagai penjajahan dan perampasan wilayah oleh pihak asing.

"Kami bertanggung jawab atas seluruh korban, baik militer maupun sipil, yang jatuh akibat pertempuran. Tapi kami hanya menjalankan hak atas pembelaan diri untuk mempertahankan tanah dan bangsa kami dari pemusnahan," ujar Goliath Tabuni.

Tabuni menyebut wilayah Ilaga, Kabupaten Puncak, telah ditetapkan sebagai medan perang dan konflik akan terus berlanjut hingga Pemerintah Indonesia mengakui kemerdekaan Papua, yang menurut mereka telah dideklarasikan pada 1 Desember 1961.

Sementara itu, Panglima TPNPB Kodap Ilaga, Peny Murib, dan Komandan Lapangan Kelambua Waker melaporkan bahwa konflik bersenjata di wilayah Puncak Ilaga yang meletus sejak 21 Mei 2025 telah menyebabkan jatuhnya banyak korban dari kalangan sipil.

Baca juga: Anggota OPM di Maybrat Papua Barat Daya Kembali ke Pelukan NKRI

Warga dilaporkan mengungsi ke hutan, kampung-kampung sekitar, hingga ke Kota Ilaga demi mencari perlindungan.

Menurut mereka, operasi militer yang dilakukan secara senyap oleh aparat Indonesia sejak pukul 04.00 WIT pada 21 Mei 2025 memicu gelombang pengungsian dan memburuknya situasi kemanusiaan di wilayah tersebut. 

Mereka juga menyerukan keterlibatan lembaga internasional untuk memantau kondisi warga sipil yang terdampak.

Komandan Operasi Umum TPNPB se-Tanah Papua, Lekagak Telenggen, turut menyampaikan kekecewaannya terhadap Presiden Indonesia terpilih, Prabowo Subianto. 

Baca juga: Pendulang Emas di Yahukimo jadi Korban Kebrutalan OPM, Ini Identitas 12 Jenazah yang Teridentifikasi

Menurutnya, meskipun Prabowo pernah menyatakan niat menyelesaikan masalah Papua secara damai, nyatanya pengiriman pasukan ke wilayah tersebut justru meningkat dan memicu eskalasi konflik.

Merespons situasi ini, Goliath menyerukan kepada Presiden Prabowo serta komunitas internasional untuk membuka dialog dan perundingan internasional yang dimediasi oleh PBB guna menyelesaikan akar persoalan politik dan pelanggaran hukum internasional terkait status Papua. (*) 

Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Panglima OPM Bertanggung Jawab Atas Konflik Bersenjata di Papua, Goliath Tabuni Ajak Prabowo Dialog

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved