Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini dho’if. Syaikh Al Albani menshahihkan hadits ini).
Namun jika berpuasa sunnah, maka niatnya boleh dibaca saat siang hari, selama matahari belum tergelincir ke barat.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menemuiku lalu ia berkata, “Apakah kalian memiliki makanan?” Jika kami jawab tidak, maka beliau berkata, “Kalau begitu aku puasa.” (HR. Muslim no. 1154 dan Abu Daud no. 2455).
2. At Ta'yiin
Yaitu menegaskan niat puasa, baik itu puasa wajib ataupun puasa sunnah.
Namun apabila melaksanakan puasa Ramadhan, maka tidak cukup membaca niat puasa mutlak.
Sebagaimana dalil, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
وَإِنَّمَا لاِمْرِئٍ مَا نَوَى
“Dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan.” (Muttafaqun ‘alaih)
3. At Tikroor
Yaitu niat yang dibaca berulangkali setiap malam.
Niat ini hendaknya dibaca sebelum subuh atau sata malam hari sebelum sahur.
Bedanya, niat ini dibaca setiap hari selama bulan puasa.
4. Niat dibaca dalam hati