TRIBUNSORONG.COM,TEMINABUAN - Ketua perempuan adat Tehit Sarce Saflesa, menegaskan tim asistensi yang dibentuk seharusnya melibatkan tokoh ada dan keterwakilan dari kaum perempuan.
Penegasan itu disampaikan usai melihat sendiri tahap penjaringan calon Anggota Majelis Rakyat Papua Barat Daya (MRP-PBD).
"Semua tahapan telah berjalan, dan kita berharap harus sesuai dangan amanat undang-undang otonomi khusus (Otsus). Yang mana memberikan kewenangan kepada orang Papua dalam memilih keterwakilan mereka di kursi MRP-PBD," tegasnya.
Baca juga: Kenakan Pakaian Adat, 26 Calon Anggota MRP PBD Sorong Selatan Jalani Tes Wawancara
Ia melanjutkan, toko adat dan tokoh perempuan perlu dilibatkan, karena memiliki kedekatan dengan kultur orang Papua di Sorong Selatan.
"Dalam menyampaikan visi dan misi para calon anggota MRP-PBD di Sorong Selatan, pansel perlu membuka ruang yang lebih luas. Hal itu agar masyarakat juga mengetahui visi dan misi dari setiap calon MRP PBD," katanya.
Baca juga: Intelektual Maybrat Kornelius Kambu Nilai Piagam Bagi Tim Pemekaran Tidak Sesuai Komitmen
Dirinya melanjutkan, calon anggota MRP PBD tang telah dibentuk itu nantinya akan mewakili empat suku besar yang ada di Sorong Selatan.
"Kita juga minta kepada Pansel agar selektif dalam melakukan verifikasi berkas dari setiap calon. Harus murni dari keterwakilan suku yang ada di Sorong Selatan. Hal itu agar menghindari terjadinya gesekan di tengah masyarakat," tutupnya. (tribunsorong.com/Paulus Pulo)