Sepak terjang Sulianti sebagai dokter pada masa perjuangan patut diacungi jempol, dirinya selalu mengusahakan obat dan makanan untuk para pemua dan pejuang.
Bahkan obat dan makanan diantarkan dirinya sendiri langsung ke kantong-kantong gerilya di Tambun, Gresik, Demak dan sekitar Yogyakarta.
Pada 1947, dirinya pergi ke India menghadiri Konggres Wanita Seluruh India sebaga wakil Kowani bersama Ny. Utami Suryadarma.
Tak segan dirinya menumpang pesawat terbang milik industrialis Patnaik yang saat itu menjadi blockade runner, untuk menembus blokade yang dipasang Belanda.
Sekembalinya dari India ke Bukittinggi, kemudian ke Yogyakarta, ketertarikan Sulianti untuk berpolitik muncul.
Mentor dalam pendidikan politik adalah Soebadio Sastrosatomo, anggota Badan Pakerka KNIP, kemudian Ketua Fraksi Partai Sosialis Indonesia (PSI) dalam parlemen hasil Pemilu 1955.
Usai kemerdekaan
Setelah kemerdekaan Indonesia, Sulianti memfokuskan diri pada dunia kedokteran.
Dirinya bekerja di Kementerian Kesehatan berturut-turut dari 1951-1961.Dengan menjabat sebagai:
- Kepala Bagian Kesejahteraan Ibu dan Anak
- Kepala Bagian Hubungan Luar Negeri
- Wakil Kepala Bagian Pendidikan
- Kepala Bagian Kesehatan Masyarakat Desa dan Pendidikan Kesehata Rakyat
- Kepala Planning Board
Pada 1967, Sulianti diangkat menjadi Direktur Jenderal Pencegahan, Pemberantasan dan Pembasmian Penyakit Menular (P4M) merangkap Ketua Lembaga Riset Kesehatan Nasional.